TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tahun ini akan menganugerahi gelar pahlawan nasional kepada lima tokoh. Salah satu di antaranya adalah dr Soeharto yang merupakan dokter pribadi Soekarno.
Lalu, siapa dr Soeharto yang menjadi dokter pribadi Bung Karno dan menjadi pelopor keluarga berencana di Indonesia?
Melansir dari laman Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, disebutkan bahwa dr Soeharto memilikki nama lengkap Raden Soeharto Sastrosoeyoso. Soeharto dilahirkan di Klaten pada 24 Desember 1908. Ia mengawali pendidikan formalnya di Europese Lagere School (ELS) Solo dan Madiun.
Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Madiun. Setelah lulus dari MULO Madiun, beliau melanjutkan studi Algemeene Middelbare School (AMS) B Yogyakarta. Setelah tamat dari AMS B Yogyakarta, Soeharto melanjutkan studi di Fakultas Medica Bataviensis Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta. Ia berhasil meraih gelar dokter pada 25 Mei 1935 dan pada 14 April 1937, ia meraih gelar Medicina Doctoren (Doctor).
Baca: Jokowi Tetapkan Lima Pahlawan Nasional Baru, Ada HR Soeharto hingga Ahmad Sanusi
dr Soeharto Dokter Pribadi Bung Karno dan Bung Hatta
Setelah menyelesaikan studi formalnya, dr Soeharto memutuskan untuk membuka praktik sendiri dan mendirikan klinik di bilangan Kramat, Jakarta Pusat. Sebagai seorang dokter, Soeharto memiliki kedekatan dengan Soekarno dan kerap memanggilnya dengan sebutan Mas Karno. Karena kedekatannya tersebut, Soeharto dipercaya Bung Karno untuk menjadi dokter pribadinya. Selain itu, ia pun menjadi dokter pribadi Mohammad Hatta atau Bung Hatta. Bahkan, pengalamannya menjadi dokter pribadi kedua proklamator itu ia tuliskan dalam buku berjudul Saksi Sejarah.
Setelah proklamasi kemerdekaan, dr Soeharto membantu republik yang baru berdiri ini untuk mengurus keuangan hasil sumbangan dari berbagai pihak dan mengatur berbagai pengeluaran untuk menjalankan pemerintahan. Saat itu, ia memberikan sedan yang dimilikinya kepada Soekarno untuk membantu jalannya pemerintahan.
Setelah masa revolusi kemerdekaan, kiprah Soeharto dalam dunia pemerintahan semakin moncer. Ia dipercaya untuk menjadi Menteri Perindustrian Rakyat (1959-1962), Menteri Perdagangan (1962-1963), Menteri Urusan Penerbitan Bank dan Modal Swasta (1963-1964), dan Menteri Koordinator Urusan Perencanaan Pembangunan Nasional (1963-1966).
Pelopor Program Keluarga Berencana dan IDI
Selain itu, ia menjadi salah satu sosok yang menginisiasi berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Saat itu, di rumah pribadinya yang berada di Kramat, Soeharto mempertemukan Perkumpulan Tabib Indonesia dan Perkumpulan Dokter Indonesia, dari pertemuan tersebut, ia mengusulkan berdirinya Ikatan Dokter Indonesia.
Bahkan, kata “ikatan” merupakan usulan langsung dari dr Soeharto. Ia juga menjadi pelopor program Keluarga Berencana di Indonesia karena ia melihat tingginya angka kematian ibu dan bayi setelah kemerdekaan. Hal tersebut membuat Soeharto terdorong untuk mengaplikasikan program KB di Indonesia dan menginisasi berdirinya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). dr Soeharto mengembuskan napas terakhirnya pada 30 November 2000 di usianya yang ke-91 tahun.
EIBEN HEIZIER
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.