INFO NASIONAL - Ketua MPR yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo menantang Ducati menciptakan motor elektrik seperti pabrikan motor lainnya yang sudah memasuki pasar kendaraan elektrik.
“Seperti yang dilakukan Harley Davidson dengan menghadirkan motor listrik LiveWire Harley-Davidson," ujar Bamsoet usai menghadiri pembukaan New Ducati Dealership and Showroom, di Bintaro, Tangerang Selatan, Jumat, 4 November 2022.
Menurut Bamsoet, Ducati tidak perlu takut menghadirkan kendaraan listrik. Pasalnya, pangsa pasar motor listrik di Indonesia maupun level global sangat menjanjikan. Hingga akhir tahun 2022, pangsa pasar motor listrik global diproyeksikan mencapai US$ 17,25 miliar atau Rp 257,6 triliun. Sedangkan pada tahun 2030, diproyeksikan meningkat hingga US$ 30,52 miliar atau Rp 455,7 triliun. Secara global, jumlah pengguna kendaraan listrik pada tahun 2021 juga telah meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun 2019.
"Dengan memeriahkan pasar kendaraan listrik, Ducati turut mendukung langkah Presiden Joko Widodo yang sedang menggerakan percepatan migrasi kendaraan konvensional berbahan bakar minyak ke bermotor listrik. Sesuai Perpres No.55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan," tutur Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu.
Dalam beberapa kesempatan, Presiden Joko Widodo mengatakan jumlah sepeda motor listrik di Indonesia ditargetkan menembus 2 juta unit pada 2025, dan 13 juta unit pada 2030.
Karena itu, fokus pemerintah mempercepat migrasi sepeda motor listrik sangat tepat. Mengingat dari sekitar 149,7 juta unit kendaraan yang ada di Indonesia, sebanyak 119-133 juta unit diantaranya merupakan sepeda motor.
"Ducati harus turut membantu menyukseskan program ini, dengan menghadirkan Ducati Elektrik sehingga para pecinta Ducati juga bisa beralih ke kendaraan listrik,” ujar Bamsoet.
Percepatan migrasi ke kendaraan listrik, Bamsoet melanjutkan, akan mendatangkan keuntungan bagi bangsa. Antara lain mengurangi polusi/pencemaran udara, mengingat 60 persen kontributor pencemaran atau polusi udara di Indonesia disebabkan oleh kendaraan bermotor.
“Sekaligus mengurangi beban subsidi BBM oleh negara, mengingat pada tahun anggaran 2022, besarnya subsidi BBM dan kompensasi akan mencapai Rp. 689 triliun, melebihi yang dianggarkan pemerintah dalam APBN 2022 senilai Rp. 502,4 triliun," kata dia. (*)