TEMPO.CO, Jakarta - Pada 26-28 Oktober 2022 lalu, Presidensi G20 Indonesia sukses menyelenggarakan Pertemuan Menteri Kesehatan (Menkes) dan Deputi Kesehatan G20 ke-2.
Menkes melalui Presidensi G20 Indonesia menghasilkan seruan “Call to Action tentang Pembiayaan Penanggulangan Tuberkulosis”. Seruan tersebut merupakan hasil dari side event pertama kelompok kerja Kesehatan (HWG) tentang Tuberkulosis (TBC)
Seruan Aksi Pembiayaan untuk Penanggulangan Tuberkulosis telah disusun oleh Presidensi G20 Indonesia melalui konsultasi dengan anggota G20, bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia, Stop TB Partnership, Global TB Caucus, Global Fund, USAID, Bank Dunia, dan Stop TB Partnership Indonesia. Seruan ini digaungkan Indonesia karena mempertimbangkan TBC adalah penyebab kematian kedua terbanyak setelah COVID-19 akibat penyakit menular di seluruh dunia.
Baca: Diklaim di Dunia, Ini Alat Pendeteksi TB di Dalam dan Luar Negeri
Penanggulangan TBC merupakan investasi yang hemat biaya, dengan pembiayaan kurang dari 40% dari yang dibutuhkan. Dampak gabungan dari TBC dan COVID-19 memicu ketidakstabilan ekonomi, yang diperkirakan akan memperburuk epidemi TBC. Selanjutnya, 50% infeksi baru dan kematian akibat TBC berada di negara-negara G20 yang memiliki kapasitas keuangan yang kuat dalam mengatasi epidemi ini.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian penyakit Menular, dr Imran Pambudi mengungkapkan ada sebelas item dalam Seruan Aksi Pembiayaan untuk Penanggulangan Tuberkulosis yang mendesak negara-negara untuk memobilisasi sumber daya untuk kebutuhan yang belum terpenuhi, mempercepat pengembangan dan ketersediaan vaksin TBC baru, pemanfaatan sumber daya nyata, pengawasan surveilans dan kesehatan digital, serta penguatan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Direktur Eksekutif Stop TB Partnership Lucica Ditiu memuji dukungan untuk penanggulangan TBC yang dikembangkan selama kepresidenan G20 Indonesia. “Saya berharap negara-negara G20 akan melanjutkan visi besar ini selama kepresidenan G20 2023 di India, dan akan memberikan kepemimpinan untuk Pertemuan Tingkat Tinggi Majelis Umum PBB 2023 tentang tuberkulosis,” ucap Ditiu dilansir dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id pada 27 Oktober 2022.
Negara-negara G20 dapat memimpin upaya meningkatkan sumber daya tambahan untuk menutup kesenjangan investasi TBC. Investasi global perlu meningkat empat kali lipat pada tahun 2023 agar dapat mencapai pendanaan yang dibutuhkan untuk dan mengakhiri TBC pada tahun 2030.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga: Data TB Sejalan dengan Kemiskinan, Indonesia Miliki Pravelensi Tertinggi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.