TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga survei Polmatrix menyatakan pasangan Ganjar Pranowo dengan Yenny Wahid memiliki elektabilitas paling tinggi dibandingkan pasangan lainnya. Faktor Yenny yang memiliki latar belakang Nahdlatul Ulama (NU) yang kuat mendorong elektabilitas pasangan tersebut.
Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto menyatakan bahwa hasil survei mereka menunjukan pasangan Ganjar dan Yenny unggul dalam simulasi tiga pasangan. Mereka mensimulasikan pasangan itu melawan pasangan Anies Baswedan - Andika Perkasa, serta pasangan Prabowo Subianto - Puan Maharani.
“Faktor NU diperhitungkan dalam memilih cawapres, terbukti dari simulasi pasangan Ganjar-Yenny paling unggul,” kata Dendik Rulianto dalam rilis yang diterima, di Jakarta, Sabtu, 29 Oktober 2022.
Pada simulasi itu, Ganjar-Yenny memperoleh elektabilitas 40,6 persen. Anies-Andika berada di posisi kedua dengan elektabilitas 31,2 persen, semetara Prabowo-Puan berada di posisi ketiga dengan 23,1 persen.
"Sisanya tidak tahu/tidak jawab 5,1 persen," kata Dendik.
Survei itu dilakukan Polmatrix Indonesia pada 17-22 Oktober 2022. Dengan 2 ribu responden yang tersebar di 34 provinsi, Polmatrix menggunakan metode multistage random sampling atau acak bertingkat. Mereka menyatakan margin of error survei tersebut sebesar kurang lebih 2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dukungan kepada Ganjar tetap kuat meski tak diusung PDIP
Dendik menyatakan dukungan masyarakat kepada Ganjar konsisten tetap tinggi meskipun PDIP memaksakan untuk mengusung Puan Maharani.
“Ganjar merepresentasikan pemilih nasionalis, berpasangan dengan Yenny berpeluang menambah suara dari kalangan Nahdliyin secara signifikan,” kata Dendik.
Hal itu terlihat dari hasil simulasi lainnya. Dendik menyatakan Ganjar Pranowo tetap unggul meskipun berpasangan dengan Menteri BUMN Erick Thoir. Elektabilitas pasangan itu mencapai 37,3 persen, unggul atas pasangan Prabowo Subianto - Khofifah Indar Parawansa (32,0 persen), dan Puan Maharani - Anies Baswedan (20,2 persen).
“Berpasangan dengan Erick, tingkat dukungan terhadap Ganjar tetap yang paling tinggi,” kata Dendik.
Seperti halnya Yenny yang meneruskan ide-ide Islam moderat, Khofifah dikenal sebagai aktivis perempuan NU yang kini menjadi Gubernur Jawa Timur.
“Provinsi Jawa Timur merupakan basis NU, dan besarnya jumlah pemilih menjadi lahan persaingan politik dari dulu,” kata Dendik.
Sementara dalam simulasi empat pasangan, Ganjar disebut mengalami kekalahan. Pasangan Anies Baswedan - Agus Harimurti Yudhoyono meraih elektabilitas tertinggi dengan 26,6 persen, unggul tipis atas pasangan Ganjar Pranowo - Airlangga Hartarto (25,8 persen). Posisi ketiga ditempati pasangan Puan Maharani - Andika Perkasa (21,2 persen) sementara pasangan Prabowo Subianto - Muhaimin Iskandar berada di posisi terakhir (18,8 persen).
Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid sendiri sebelumnya telah dideklarasikan sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Akan tetapi PSI masih harus bekerja keras untuk mengusung pasangan tersebut karena mereka belum memiliki koalisi.