INFO NASIONAL - Ketua Panitia Nasional Kongres Masyarakat Adat Nusantara Keenam (KMAN VI) yang juga Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE,. M,Si menegaskan Balai adat merupakan simbol kebangkitan masyarakat adat.
“Kita punya jati diri, kita punya harga diri dan kita punya nama baik yang dilambangkan dengan kebesaran Balai Adat,” ujarnya di sela peresmian Saliyap atau Balai Adat Kampung Meikari yang berlangsung di Kampung Mamei Distrik Kemtuk, Jumat, 28 Oktober 2022.
Balai adat, Mathius melanjutkan, adalah tempat masyarakat adat berkumpul untuk mengambil berbagai keputusan penting. Antara lain mengenai masa depan masyarakat adat yang melekat dengan tanah, hutan dan sumber daya alamnya.
Dengan demikian, balai adat adalah simbol persatuan dan kebersamaan terjaga sebagai masyarakat adat, simbol untuk masyarakat adat bersatu membangun kampungnya, serta simbol untuk memikirkan masa depan generasi penerus di tengah derasnya arus globalisasi.
Bupati juga mengajak masyarakat adat agar senantiasa tetap menjaga hutan, tanah dan tidak boleh dialihkan ke orang lain, karena hutan dan tanah adalah sumber kehidupan dan masa depan anak cucu.
Baca Juga:
“Tanah dan hutan kita ini untuk masa depan anak-anak kita, kita minta tolong pemerintah bangun dan kita pun harus menjaga dan merawat supaya anak-anak kita terus bertumbuh untuk menatap masa depan mereka,” ujarnya.
Bupati Mathius juga menyerukan agar masyarakat adat terus membicarakan kepentingan dan masa depan masyarakat adat. “Kita tidak bisa lagi kerja sendiri-sendiri, kita harus bersatu. Di Balai adat ini juga tidak boleh sepi, kalau anak-anak mau belajar mengenai kebudayaan, bahasa, ukiran-ukiran, sistim dan struktur adatnya seperti apa, belajar di sini. Dengan demikian gerakan kebangkitan masyarakat adat itu nampak,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Kampung Mamei, Nimrot Samon mengatakan keberadaan Balai adat Kampung Meikari merupakan bagian dari upaya untuk melestarikan budaya dan adat istiadat masyarakat adat setempat.
“Menghadapi perkembangan zaman sekarang ini, jati diri masyarakat adat memang harus terus di perkuat, karena gereja saja tidak cukup tetapi kekuatan masyarakat adat menjadi fondasi kokoh untuk kemajuan anak cucu kita kedepan,” ujarnya.
Kepala kampung Mamei ini juga mengapresiasi pesan Bupati Mathius Awoitauw yang menegaskan bahwa balai adat itu menjadi titik kumpul masyarakat adat untuk menentukan masa depan kampung dan anak cucu.
“Pada kesempatan ini kami pemerintahan kampung dan segenap masyarakat adat mengucapkan rasa terima kasih kami kepada Bapak Bupati yang telah meluangkan waktu meresmikan balai adat ini, ditengah kesibukan bapak selaku ketua panitia Kongres Masyarakat Adat Nusantara yang saat ini sedang berlangsung,” kata dia. (*)