TEMPO.CO, Jakarta - Kasus Covid-19 di Indonesia dalam sepekan terakhir ini mulai merangkak naik. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro, menjabarkan, pada 24 Oktober 2022 jumlah kasus aktif tercatat 1.703 kasus, namun satu hari kemudian jumlahnya meningkat hampir dua kali lipat menjadi 3.008 kasus.
Tiga provinsi yang memiliki tingkat penularan tertinggi, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
"BOR (keterisian tempat tidur rumah sakit) nasional juga terjadi kenaikan seminggu terakhir 19,88 persen. Hingga kemarin jumlah orang terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 21.481 orang. Artinya positivity rate meningkat sebanyak 8,88 persen," ujar Reisa dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Oktober 2022.
Baca juga: Kemenkes sebut Fatalitas Omicron XBB Tak Lebih Parah dari Varian Omicron
Meningkatnya jumlah pasien Covid-19 ini salah satunya ditengarai kemunculan subvarian XBB atau BA.2.10 yang merupakan mutasi dari subvarian strain BA.2 Omicron. Virus baru ini, kata Reisa, memiliki daya tular lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya.
"Varian XBB lebih cepat menular. Seperti gelombang XBB di Singapura, lebih cepat 0,79 kali dibandingkan varian BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2. Kita belajar dari situasi di negara tetangga untuk mencegah lonjakan kasus di negara kita," kata Reisa.
Walau lebih menular, Reisa menyebut tingkat kematian pada pasien yang terinfeksi subvarian XBB tidak terlalu tinggi. Bahkan dengan tingkat kasus aktif yang terus naik di Indonesia, Reisa menyebut tren fatality rate terus berkurang. Pada pekan ini saja, tingkat kematian akibat Covid-19 subvarian XBB turun 0,14 persen.
Meski begitu, ia meminta masyarakat tidak lengah dan terus mengedepankan protokol kesehatan agar lonjakan kasus tidak berlangsung lama. Reisa menyebut pemerintah juga terus melakukan tracing dan genom sequencing untuk memantau penyebaran subvarian XBB virus Covid-19 ini.
"Berdasarkan sejarah kenaikan kasus selalu terjadi pascaditemukannya varian baru. Tapi kita berharap kenaikan tetap terkendali seperti subvarian Omicron lainnya," kata Reisa.
Baca juga: Kasus Harian Yogya Bertambah, Stok Vaksin Covid-19 Minim Picu Antrean
M JULNIS FIRMANSYAH