3. Sambo memastikan Yosua tidak memegang senjata
Jaksa dalam dakwaannya juga menyatakan bahwa Ferdy Sambo telah memastikan Yosua tidak bersenjata. Hal itu dilakukan Sambo dengan menanyakan keberadaan pistol HS dan senjata laras panjang milik Yosua. Richard menyatakan pistol Yosua berada di dalam mobil Lexus LM yang digunakan Putri dari Magelang ke Jakarta sementara senjata laras panjang telah disimpan di lemari senjata di kamar Sambo.
Sambo pun meminta Richard untuk mengambil senjata itu dan menyerahkan kepadanya. Pistol tersebut belakangan disebut jaksa digunakan Sambo untuk melancarkan skenario palsu tembak menembak antara Yosua dengan Richard.
Setelah mengeksekusi Yosua, Sambo yang menggunakan sarung tangan hitam melepaskan tembakan ke arah dinding rumah dinasya dengan menggunakan pistol Yosua. Sambo juga meletakkan senjata tersebut di tangan kiri Yosua.
4. Eksekusi Yosua: Richard menembak 3-4 kali, Sambo 1 kali
Eksekusi terhadap Yosua terjadi setelah Sambo memberikan perintah kepada Bharada E. Jaksa menyatakan bahwa Sambo sempat meminta Kuat Ma'ruf memanggil Ricky dan Yosua yang berada di luar rumah ke dalam.
Sambo disebut sempat memegang lebeh belakang Yosua dan mendorongnya sambil berkata, "Jongkok kamu."
Yosua merespon perintah Sambo itu dengan mengangkat kedua tangannya sambil berkata, "Ada apa ini."
Sambo pun langsung memerintahkan Richard untuk menembak Yosua dengan mengatakan,"Woy...! Kau tembak...! Kau tembak cepat!! Cepat woy kau tembak!"
Mendengar perintah Sambo, Richard melepaskan tiga hingga empat tembakan ke arah tubuh Yosua. Menurut dakwaan jaksa, Yosua masih belum tewas saat itu. Dia masih bergerak-gerak kesakitan dalam posisi telungkup. Yosua baru tewas setelah Sambo melepaskan tembakan ke arah bagian belakang kepala.
5. Ferdy Sambo menyebarkan skenario palsu
Setelah melakukan eksekusi kepada Yosua, Sambo disebut menghubungi dua bawahannya, Kepala Biro Paminal Polri Brigjen Hendra Kurniawan dan Kepala Biro Provos Polri Brigjen Benny Ali. Sambo juga menghubungi Kanit 1 Subdit 3 Dittipidum Bareskrim Polri AKBP Ari Cahya Nugraha.
Kepada ketiga orang itu, Sambo menceritakan skenario palsu yang telah dia siapkan sebelumnya. Sambo juga sempat menghadap ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menceritakan skenario palsu itu.
Usai menemui Kapolri, Sambo meminta kepada Hendra dan Benny, agar kasus itu diproses sesuai dengan cerita yang telah dia sampaikan. Dia juga meminta agar peristiwa di Magelang ditutupi dan agar perkara ini ditangani oleh Biro Paminal saja.
Untuk lebih meyakinkan cerita itu, Sambo juga memerintahkan Putri Candrawathi untuk melaporkan kasus pelecehan seksual yang dilakukan Yosua ke Polres Jakarta Selatan sehari setelah pembunuhan Yosua terjadi.
Selanjutnya, Ferdy Sambo memberikan uang dan iPhone 13 Pro Max