TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golongan Karya (Golkar) akan memperingati HUT ke-58 pada 20 Oktober 2022 mendatang. Partai yang menjadi penopang kekuasaan rezim Orde Baru tersebut ternyata awalnya bernama Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar).
Pada awal berdiri, Golkar bukanlah sebuah partai, melainkan perwakilan golongan melalui Golongan Karya. Mengutip dari situs resmi Partai Golkar, tahun 1957 merupakan masa awal berdirinya organisasi Golkar. Pada waktu itu sistem multipartai mulai berkembang di Indonesia.
Golkar memiliki tujuan untuk membangun organisasi masyarakat atau ormas. Golkar beralih menjadi sebuah partai politik ketika Bung Karno yang bertindak sebagai konseptor dan Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution yang berfungsi sebagai penggerak, bersama dengan Angkatan Darat mengubah Golkar sebagai sebuah partai politik untuk melawan PKI.
Sejarah Partai Golkar
Partai Golongan Karya (Golkar) merupakan salah satu partai politik Indonesia yang pertama kali didirikan pada 1964. Namun pada awalnya, statusnya belum sebagai partai politik, melainkan Sekber Golkar atau Sekretariat Bersama Golongan Karya pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Sekber Golkar didirikan pada 20 Oktober 1964. Sekber Golkar didirikan oleh Soeharto dan Suhardiman, sebagai respons dari Peraturan Presiden Nomor 193 Tahun 1964 yang menginstruksikan seluruh organisasi di dalam Front Nasional bergabung dengan parpol atau membentuk organisasi sendiri.
Lahirnya Sekber Golkar juga tidak terlepas dari adanya rongrongan dari PKI beserta ormasnya yang semakin merajalela. Ketua pertama Sekber Golkar yang terpilih adalah Brigadir Jenderal (Brigjen) Djuhartono sebelum memungkinkan Walikota Jenderal (Mayjen) Suprapto Sukowati lewat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I, Desember 1965.
Jumlah anggota Sekber Golkar bertambah pesat karena kelompok fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar di Front Nasional menyadari perjuangan dari organisasi fungsional Sekber Golkar adalah untuk memastikan Pancasila dan UUD 1945. Semula anggotanya bergabung dengan 61 organisasi yang kemudian berkembang hingga mencapai 291 organisasi.
Mengutip golkar.or.id, kemudian pada Pemilu 3 Juli 1971, Sekber Golkar berhasil memenangkan suara sebanyak 62,8 persen mendapatkan 236 dari 360 kursi anggota dalam DPR. Sesuai dengan ketentuan dalam ketetapan MPRS tentang perlunya penataan ulang pada politik Indonesia, maka tanggal 17 Juli 1971, Sekber Golkar mengubah dirinya menjadi Golkar.
Akhirnya, Golkar menggunakan struktur baru, yang menunjukkan kelompok Soeharto dan militer mendominasi dengan memiliki kekuasaan paling besar.
RINDI ARISKA
Bca juga: Inilah 3 Strategi Politik Golkar Melanggengkan Kekuasaan Soeharto