Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Ini di 1965 Ade Irma Suryani Gugur: Ini Detik-detik Pasukan G30S Serbu Rumah AH Nasution

image-gnews
Pengunjung mengamati diorama pada salah satu ruangan Museum Jenderal Besar DR. A. H. Nasution di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, 30 September 2017. Ratusan warga mengunjungi Museum ini bertepatan dengan peringatan 52 tahun peristiwa Gerakan 30 September 1965. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Pengunjung mengamati diorama pada salah satu ruangan Museum Jenderal Besar DR. A. H. Nasution di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, 30 September 2017. Ratusan warga mengunjungi Museum ini bertepatan dengan peringatan 52 tahun peristiwa Gerakan 30 September 1965. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Hari ini, 6 Oktober 1965, atau 57 tahun silam, putri Jenderal Abdul Haris Nasution, Ade Irma Suryani Nasution, meninggal setelah terbaring sakit akibat luka tertembak pasukan G30S.

Sebanyak tiga peluru yang ditembakkan gerombolan pasukan Cakrabirawa bersarang di punggung Ade Irma dalam peristiwa dini hari 1 Oktober 1965. Bocah lima tahun itu berpulang enam hari kemudian.

Detik-detik Tertembaknya Ade Irma Suryani Nasution

Abdul Haris Nasution atau disingkat AH Nasution masuk dalam daftar tujuh jenderal yang diburu malam itu. Rencananya, tujuh jenderal akan diculik untuk dibawa ke hadapan Presiden Soekarno. Para jenderal ini diduga merupakan bagian dari komplotan yang didesas-desuskan Partai Komunis Indonesia atau PKI sebagai Dewan Jenderal. Mereka dicurigai bakal melakukan kudeta pada hari angkatan bersenjata, 5 Oktober 1965.

Pasukan Cakrabirawa yang dipercayakan melaksanakan penangkapan AH Nasution berhasil melumpuhkan pengawal yang bertugas menjaga kediaman perwira tinggi yang kelak menjadi jenderal besar itu.

Mengutip buku John Hughes, The End of Sukarno: A Coup That Misfired: A Purge That Ran Wild edisi ketiga, malam itu AH Nasution dan istrinya, Johanna Sunarti, terjaga lantaran terganggu oleh nyamuk. Mereka tak mendengar para penjaga telah diringkus pasukan Cakrabirawa. Namun Johanna mendengar suara pintu dibuka dengan paksa.

Istri AH Nasution kemudian bangkit dari tempat tidur dan memeriksa. Saat membuka pintu kamar, dia melihat pasukan Cakrabirawa menodongkan senjata siap menembak. Johanna lantas menutup pintu dan berteriak memberitahu suaminya.

Baca juga : Tepat HUT TNI ke-20, Pemakaman 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S di TMP Kalibata

AH Nasution kemudian memeriksa dan saat membuka pintu, pasukan Cakrabirawa menembakkan misil ke arahnya. AH Nasution berhasil menghindar dengan melemparkan diri ke lantai, sementara Johanna membanting dan mengunci pintu.

Pasukan Cakrabirawa berupaya menghancurkan pintu kamar dengan melepaskan tembakan. Johanna mendorong AH Nasution keluar melalui pintu lain dan menyusuri koridor ke pintu samping rumah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

AH Nasution kemudian berlari menuju dinding yang memisahkan halaman rumahnya dengan gedung Kedutaan Besar Irak. Pasukan Cakrabirawa sempat melihat dan melepaskan tembakan ke arah AH Nasution, namun meleset. Dia berhasil memanjat dinding dan menjatuhkan diri di halaman Kedubes Irak. Meski pergelangan kakinya patah, AH Nasution selamat dari upaya penculikan malam itu.

Sementara itu, para penghuni rumah AH Nasution, termasuk Ibu dan adik Nasution, Mardiah, terbangun dengan ketakutan oleh suara tembakan. Mardiah lekas membawa putri Nasution, Ade Irma Suryani, dari tempat tidurnya untuk mencoba lari ke tempat aman.

Namun, saat Mardiah berlari menggendong Irma di pelukannya, seorang kopral pasukan Cakrabirawa melepaskan tembakan ke arahnya melalui pintu. Mardiah terluka di tangan, sedangkan Ade Irma Suryani tertembak tiga peluru di punggungnya.

Setelah mendorong suaminya keluar rumah, Johanna lari ke dalam dan menggendong putrinya yang terluka. Johanna kemudian menghubungi dokter. Berbeda dengan yang ditampilkan dalam film Pengkhianatan G30S PKI yang mana Johanna tampak cemas, diceritakan saat itu istri AH Nasution tampak tenang sembari menggendong putrinya yang berlumuran darah.

Saat menelepon dokter, Johanna direcoki Pasukan Cakrabirawa agar memberitahu keberadaan AH Nasution. Johanna dengan perasaan marah menjawab secara singkat bahwa suaminya pergi ke luar kota dalam beberapa hari.

Mendengar keterangan tersebut, pasukan Cakrabirawa lantas pergi dengan membawa Kapten Pierre Tendean yang merupakan ajudan AH Nasution. Johanna kemudian membawa putrinya yang terluka ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Ade Irma menghembuskan nafas terakhir hari setelah kejadian tragedi G30S itu.

HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga : Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

29 hari lalu

Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein
Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S


Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

29 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?


Pintu Masuk Prajurit TNI - Polri Duduki Jabatan Sipil, Ingat Kembali Strategi Dwifungsi ABRI Orde Baru

39 hari lalu

Apel Gelar Pasukan Skala Besar Pengamanan Pemilu di Lapangan Benteng Medan, Kamis 11 April 2019. Tempo/Sahat Simatupang
Pintu Masuk Prajurit TNI - Polri Duduki Jabatan Sipil, Ingat Kembali Strategi Dwifungsi ABRI Orde Baru

Dwifungsi ABRI merupakan jabatan ganda prajurit TNI dan Polri sehingga mendapatkan jabatan sipil, hal itu muncul pada zaman Orde Baru. Muncul lagi?


58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

43 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru


Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

44 hari lalu

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

Kilas balik Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar, ada 3 jenderal yang bertemu Sukarno sebelumnya di Istana Bogor. Siapa mereka?


Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

44 hari lalu

Karina Kartika Sari Dewi Soekarno. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

Tepat setahun peristiwa Supersemar, anak Sukarno-Ratna Sari Dewi di Prancis. Ia diberi nama Karina Kartika Soekarno, ini profilnya.


Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

45 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

Fakta dan peristiwa Supersemar atau surat perintah 11 Maret yang menandai lengsernya Sukarno. Berikut 3 poin Supersemar Bung Karno kepada Soeharto.


58 Tahun Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret, Apa Isinya?

45 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret, Apa Isinya?

Bagaimana isi Supersemar yang diberikan Sukarno kepada Soeharto 11 Maret 1966?


Politikus NasDem Sebut PDIP Lebih Baik Jadi Oposisi

48 hari lalu

Irma Suryani. antaranews.com
Politikus NasDem Sebut PDIP Lebih Baik Jadi Oposisi

Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani menilai Partai Demokrasi Indonesia lebih baik menjadi oposisi, ketimbang berada di dalam pemerintahan.


63 Tahun Kostrad, Awal Terbentuknya Tak Lepas dari Operasi Trikora Pembebasan Irian Barat

48 hari lalu

Logo Kostrad. kostrad.mil.id
63 Tahun Kostrad, Awal Terbentuknya Tak Lepas dari Operasi Trikora Pembebasan Irian Barat

Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) merayakan HUT ke-63 pada 6 Maret 2024. Bagaimana terbentuknya satuan ini?