Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rahasia di Balik Nama Kali Biru di Berap

image-gnews
Iklan

INFO NASIONAL - Ondoafi Berap, Piter Manggo, mengungkapkan sebuah kisah masa lampau di wilayah adat Kampung Berap (Berab) yang membuat masyarakat Kampung Berap kini berada di tempat itu. 

Kampung ini berada di Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura. Jumlah penduduknya pada saat ini sekitar 300 jiwa dan pada umumnya hidup dari bercocok tanam. Masyarakat lokal Kampung Berap terdiri dari 5 Suku, yakni Suku Manggo, Bue, Yosua, Tarko, dan Kase.  

Menurut Piter Manggo, dahulu kala suku-suku di Nimboran dan Kemtuk berkumpul di satu tempat yang bernama "Remeh". Mereka kemudian mulai berpencar dan menduduki wilayah-wilayah dataran di lembah Grime.

Suku Manggo, yang artinya awan, didatangi oleh awan putih di tempat perkumpulan itu. Lalu, suku ini disuruh keluar dan menempati wilayah Kwafe (Kali Biru) yang berbatasan dengan Demta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kali Biru di Berap pada awal mulanya dikenal sebagai tempat bermain dan tempat menari burung hitam putih berekor panjang. Onfoafi Piter Manggo menjelaskan, burung hitam putih itu bernama Kwafe. Burung ini selalu menari riang saat memandang keindahan air kali yang biru serta bunyi derasnya air itu. “Melihat orang mandi di sinipun burung Kwafe gembira dan selalu melompat-lompat dan menari-nari,” kata dia di lokasi Festival Kuliner 26 September 2022 lalu.

Istilah asli Kali Biru dalam bahasa Nimboran adalah "NGGAM" yang artinya Pemberian Tuhan, Atau Anugerah Tuhan, sehingga sampai dengan sekarang masyarakat Berap menjaga dan melestarikannya sebagai bentuk tanggung jawab menjaga Pemberian Tuhan kepada mereka.

Kehidupan masyarakatnya masih terikat erat dengan sistem budaya dan adat istiadat. Menurut Ondoafi Berap, aturan-aturan adat itu tidak tertulis tapi tersirat, menyatu dengan alam semesta. Setiap generasi yang lahir dan besar, kata dia, diajari soal tata krama dan budaya. Aturan-aturan adat melekat dengan sendirinya. “Peradilan adat di sini, untuk memberikan sangsi sebagai hukuman, cukup dengan menyerahkannya kepada matahari. Itu tidak lama orang yang melakukan pelanggaran akan mati. Itu sangsi yang paling berat dan yang paling ditakuti,” kata dia. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bamsoet Tegaskan Pentingnya 'Kepemimpinan Berkelanjutan' dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045

2 jam lalu

Bamsoet Tegaskan Pentingnya 'Kepemimpinan Berkelanjutan' dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Bambang Soesatyo menuturkan gagasan Indonesia Emas 2045 adalah sebuah visi ideal dan cita-cita luhur yang tidak mungkin bisa digapai secara instan.


BCA Siapkan 68,8 Triliun menjelang Lebaran

4 jam lalu

BCA Siapkan 68,8 Triliun menjelang Lebaran

Dana tunai untuk lebaran tahun ini naik 7 persen.


Jasa Marga Menyongsong Idul Fitri 1445H dengan Kesiapan Optimal

6 jam lalu

Jasa Marga Menyongsong Idul Fitri 1445H dengan Kesiapan Optimal

PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengadakan acara Kick Off Tim Satuan Tugas (Satgas) Jasa Marga Siaga Hari Raya Idul Fitri 1445H/Tahun 2024


Bamsoet : Melayani dan Melindungi Pemudik Lebaran 2024

12 jam lalu

Bamsoet : Melayani dan Melindungi Pemudik Lebaran 2024

Pemerintah hendaknya segera memastikan kesiapan seluruh moda angkutan umum, baik darat, laut maupun udara, untuk melayani hampir 200 juta orang yang akan melakukan perjalanan mudik guna merayakan lebaran tahun 2024 ini.


Baznas Gelar Pesantren Kilat di KRI Semarang-594

12 jam lalu

Baznas Gelar Pesantren Kilat di KRI Semarang-594

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bersama BPKH dan TNI AL kembali menggelar Pesantren Kilat Ramadhan 1445 H untuk siswa-siswi SMA/sederajat


Momentum Kebaikan Buka Puasa Bersama Binus Senayan

12 jam lalu

Momentum Kebaikan Buka Puasa Bersama Binus Senayan

Buka Puasa Bersama BINUS sebagai wujud kepedulian dan kebersamaan.


Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

23 jam lalu

Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup TPL melakukan aksi di depan Kementerian Koordiator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Rabu, 24 November 2021. Aksi tersebut menyampaikan tuntutan agar Kemenko Kemaritiman dan Investasi mencabut izin konsesi PT Toba Pulp Lestari (PT TPL) dari wilayah adat serta menghentikan kriminalisasi kepada masyarakat adat Tano Batak. TEMPO/Muhammad Hidayat
Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

Sorbatua Siallagan gencar melawan upaya pencaplokan Toba Pulp Lestari. Ia dilaporkan karena menduduki kawasan hutan di area konsesi PT TPL.


Mandiri Group Santuni 57.000 Anak Yatim dan Duafa

1 hari lalu

Mandiri Group Santuni 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Bank Mandiri memberikan bingkisan kepada 57.000 anak yatim dan duafa di seluruh Indonesia.


Bamsoet Dukung Kerjasama PT JIO Distribusi Indonesia dan BAIC Internasional Hadirkan Mobil Jeep BAIC

1 hari lalu

Bamsoet Dukung Kerjasama PT JIO Distribusi Indonesia dan BAIC Internasional Hadirkan Mobil Jeep BAIC

Bambang Soesatyo mendukung masuknya Beijing Automotive Group melalui BAIC Internasional meramaikan pasar otomotif Indonesia.


Strategi Kemenhub Pastikan Mudik Lebaran 2024 Nyaman dan Ceria

1 hari lalu

Strategi Kemenhub Pastikan Mudik Lebaran 2024 Nyaman dan Ceria

Puluhan ribu armada disiapkan di sektor transportasi darat, laut, dan udara. Semua untuk melayani 193,6 juta pemudik.