TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengungkapkan, Gubernur Papua Lukas Enembe selama empat tahun terakhir dalam kondisi sakit.
Lukas Enembe adalah kader Partai Demokrat. Dia menjadi sorotan setelah dua kali mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus gratifikasi sebesar Rp 1 miliar.
AHY mengatakan, Lukas Enembe sudah empat kali terkena serangan stroke, sehingga ada keterbatasan dalam berjalan maupun berbicara.
“Dalam 4 tahun terakhir ini Pak Lukas sudah 4 kali terkena serangan stroke, sehingga beliau ada keterbatasan dalam berjalan maupun berbicara,” kata AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Kamis, 29 September 2022.
AHY mengaku telah bertemu dengan Lukas pada Rabu malam, 28 September 2022. Ia berupaya menggali informasi dan meminta klarifikasi ihwal dugaan kasus yang menimpa Lukas. AHY menyebut sempat mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan Lukas mengingat kondisinya yang sedang sakit.
“Alhamdulillah meski dalam kesulitan, kami akhirnya bisa berkomunikasi dengan beliau tadi malam,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo alias Jokowi menaruh perhatian khusus dalam pengusutan kasus Lukas. Ia meminta semua pihak yang berurusan dengan KPK untuk menghormati hukum yang berlaku.
Adapun Deputi V Kepala Staf Kepresidenan, Jaleswari Pramowardhani, mengatakan absennya Lukas dalam panggilan KPK itu sebagai ironi. Menurutnya, pejabat sekelas Lukas mestinya dapat memberikan contoh dan komitmen tinggi dalam menghormati proses hukum yang tengah dihadapinya.
"Pernyataan Presiden Joko Widodo bila ditelaah lebih dalam sesungguhnya merupakan refleksi mendalam atas dinamika yang sedang berkembang saat ini terkait proses penegakan hukum yang tengah diupayakan oleh KPK," ujar Jaleswari dalam keterangannya, Selasa, 27 September 2022.
Klaim Lukas Enembe sakit sehingga absen dalam pemeriksaan, sebelumnya disampaikan oleh kuasa hukumnya, Stefanus Roy Rening. Ia meminta Presiden Jokowi memahami kondisi kliennya itu.
"Kita menghormati bahwa Bapak Presiden sudah mulai memberikan perhatiannya pada kasus ini. Tapi kita juga mau sampaikan kepada Bapak Presiden Jokowi, Bapak (Lukas Enembe) sedang sakit dan bagaimana kita mencari solusinya agar disembuhkan dulu penyakitnya, baru kita masuk ke tahap penyidikan karena jangan sampai malah membuat Pak Lukas semakin parah," kata Stefanus.
Kemarin, Roy mengatakan jika kliennya sudah mulai membaik. Menurut dia, obat yang dibutuhkan dari Singapura sudah tiba di Papua sejak tiga hari lalu.
"Memang dokter pribadi Gubernur Enembe saat ini sedang mengupayakan mendatangkan dokter yang menangani sakit beliau dari Singapura," kata Roy Rening kepada wartawan, di Jayapura, Rabu malam, 28 September 2022.
Baca juga: Partai Demokrat Siapkan Tim Bantuan Hukum bagi Lukas Enembe