INFO NASIONAL - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa persoalan pangan adalah persoalan Hak Asasi Manusia atau Human Rights. “Kehadiran seluruh delegasi di sini menunjukkan komitmen kita semua untuk mengatasi ancaman krisis pangan global dan dukungan penuh kepada Presidensi G20 Indonesia” ujarnya saat membuka Pertemuan Tingkat Menteri Kelompok Kerja Pertanian G20 atau Agriculture Ministers Meeting (AMM), Selasa, 27 September 2022.
Ia melanjutkan, berbagai tantangan global seperti perubahan iklim, pandemi Covid-19, dan tantangan geopolitik menuntut gerakan dan komitmen bersama seluruh negara G20. Salah satunya dengan mendorong percepatan transformasi sistem pertanian dan pangan.
Baca Juga:
“Kita harus melakukan tindakan segera dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, untuk mendorong percepatan transformasi sistem pertanian dan pangan menjadi lebih efisien, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan serta memastikan produksi pangan, gizi, dan lingkungan yang lebih baik, tidak ada yang terlewatkan dan tertinggal,” ujar Mentan.
Adapun AMM G20 kali ini akan mendiskusikan tiga isu prioritas. Pertama, mempromosikan sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Kedua, mempromosikan perdagangan pertanian yang terbuka, adil, dapat diprediksi, transparan, dan non-diskriminatif untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan untuk semua. Terakhir adalah kewirausahaan pertanian inovatif melalui pertanian digital untuk meningkatkan penghidupan petani di pedesaan.
Ketiga isu prioritas tersebut, kata Mentan, akan mudah terealisasi apabila semua negara G20 berkomitmen untuk bergerak bersama. “Kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan saat ini dan di masa datang, Kami yakin, hanya dengan kolaborasi dan sinergi yang erat kita dapat mewujudkan Recover Together, Recover Stronger,” kata Mentan. (*)
Baca Juga: