TEMPO.CO, Yogyakarta - Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memberi penghormatan terakhir kepada guru besarnya, Samekto Wibowo, yang tewas akibat terseret ombak di Pantai Pulang Sawal atau Indrayanti Tepus, Gunungkidul, Sabtu 24 September 2022.
Jenazah guru besar Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM itu diberangkatkan ke Balairung UGM pada Minggu, 25 September 2022, untuk mendapat penghormatan terakhir sebelum dimakamkan di pemakaman keluarga di Pondok Muharrikun Najaah Desa Ngawonggo, Ceper, Klaten.
"Hari ini Civitas Gadjah Mada sangat berduka karena kehilangan salah satu insan terbaiknya. Beliau merupakan sosok guru dan suri tauladan," kata Rektor UGM Ova Emilia saat memimpin upacara penghormatan terakhir untuk Samekto di Balairung UGM.
Ova menuturkan, selama mengabdi di UGM, Samekto yang juga merupakan ahli neurologi itu tak hanya dikenal sebagai sosok yang sabar. "Almarhum merupakan pribadi ramah, disiplin dan dikenal selalu memberikan kesempatan maju bagi rekan sejawat yang lebih muda dan mahasiswanya," kata Ova yang pernah menjadi mahasiswa almarhum di FKKMK UGM.
Kiprah Samekto Wibowo
Selama menjabat sebagai Kepala Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf periode 2001-2009, almarhum melakukan berbagai program dan terobosan sehingga berhasil mencapai beberapa kemajuan. "Beliau juga berjasa dalam pengembangan layanan pasien dengan gangguan tidur pada tahun 2009," kata dia.
Samekto merupakan seorang dokter spesialis syaraf dan sempat menyampaikan pidato pengukuhan guru besar pada 13 Oktober 2001 dengan judul Neuropati Diabetika dan Impotensia.
Dalam pidato tersebut almarhum sempat menyampaikan bahwa neuropati diabetik adalah gangguan saraf akibat penyakit diabetes yang ditandai dengan kesemutan, nyeri, atau mati rasa dan dapat terjadi pada saraf di bagian tubuh mana pun. Neuropati diabetik lebih sering menyerang saraf di kaki.
Samekto mengemukakan kadar gula darah tinggi bisa menyebabkan saraf di seluruh tubuh mengalami kerusakan dalam jangka panjang.
Kronologi Kasus
Adapun Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Surisdiyanto, membeberkan kronologi kecelakaan itu. Samekto Wibowo dan rombongan awalnya datang ke Pantai Pulang Sawal Gunungkidul jelang tengah hari.
Sekitar pukul 11.00 WIB, korban masih tampak berfoto bersama rombongan di bawah tebing sebelah barat pantai itu.
"Sudah berkali-kali petugas Satlinmas menghimbau agar korban dan rombongan menepi, tetapi tak dihiraukan. Saat ada gelombang besar datang, korban terhantam ombak dan terseret ke tengah," kata dia.
Petugas Satlinmas setelah melihat kejadian itu pun langsung menolong korban dan membawanya menepi. Korban mengalami pingsan dan mulut berbusa diduga terlalu banyak minum air.
Melihat kondisi korban semakin melemah, korban di bawa ke Puskesmas Tepus. Sayang, korban mengalami henti nafas dalam perjalanan menuju Puskesmas Tepus. Selanjutnya jenazah korban di bawa ke ruang jenazah rumah sakit Wonosari Gunungkidul.
PRIBADI WICAKSONO
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.