TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai tudingan PDIP bahwa Pemilu 2009 diwarnai kecurangan cukup kuat. Adi mengatakan pada 2009 terjadi permasalahan pada Daftar Pemilih Tetap (DPT), dimana banyak masyarakat yang tidak terdaftar sebagai pemilih.
Dibuktikan, kata Adi, dengan adanya pernyataan sikap dan petisi yang ditandatangani oleh partai-partai oposisi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan aktivis-aktivis demokrasi.
"Ada sekitar 45 juta rakyat yang kehilangan hak suaranya karena tidak terdaftar dalam DPT 2009 itu yang mengemuka soal kecurangan adalah banyak orang yang tidak terdaftar, tidak memiliki hak suara", kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Jakarta itu saat dihubungi via telepon, Sabtu 24 September 2022.
Berdasarkan data itu, Adi memberikan penilaian bahwa penyataan yang mengatakan Pemilu 2009 terdapat kecurangan memang benar adanya.
"Ada benarnya tuduhan-tuduhan 2009 itu curang, itu ada benarnya (bedasarkan data)," kata dia.
Tak hanya itu, klaim tentang pemilu saat itu memang ada perpecahan antar kelompok yang menurut Adi disebabkan karena sistem politik. Terutama DPT, LSM, dan aktivis pro demokrasi.
Tudingan PDIP
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto kembali mengungkit soal kecurangan dalam Pemilu 2009. Menurutnya, pesta demokrasi yang diadakan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu diwarnai manipulasi DPT.
“Zaman Pak Harto saja nggak pernah lakukan manipulasi DPT. Ini dapat dimanipulasi secara masif,” kata dia.
Hasto menjelaskan, manipulasi DPT memberikan sumbangsih besar atas kemenangan SBY dan Partai Demokrat pada Pemilu 2009. Adapun dokumen Pemilu 2009, kata dia, sudah dihancurkan untuk menutupi jejak.
Selain itu, Hasto juga menyinggung soal bergabungnya anggota KPU Anas Urbaningrum ke Partai Demokrat setelah Pemilu 2009 usai.
SBY sebut Pemilu 2024 akan diwarnai kecurangan
Tudingan Hasto itu mencuat setelah pidato SBY di hadapan kader Partai Demokrat pada acara rapat pimpinan nasional pekan lalu. Dalam pidatonya, SBY menyebut akan ada kecurangan pada Pemilu 2024.
SBY menyatakan bahwa kecurangan itu berbentuk upaya agar Pilpres 2024 hanya diikuti oleh dua pasang calon saja. Demokrat, menurut SBY, akan dijegal agar tak bisa mengajukan calon. SBY dalam pidatonya tak menyebut PDIP atau pun pihak lain yang akan melakukan kecurangan.
GADIS OKTAVIANI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.