Berdasarkan investigasi KontraS yang dilakukan pada pertengahan September 2022, tidak ada bukti korban terlibat gerakan separatis. Rivanlee mengatakan empat korban memiliki pekerjaan sipil dan bahkan, dua di antaranya merupakan pengurus gereja.
Arnold menurut KontraS merupakan pengurus gereja yang juga ditunjuk sebagai panitia pembangunan gereja, Irian merupakan pejabat aktif kepala Desa Kampung Yunar dan pengurus gereja di Kenyam, Nduga.
Kemudian, korban Lemaniol bekerja sebagai pengemudi perahu pesanan yang menjemput penumpang dari dan menuju Nduga-Jita-Timika. Lemaniol juga merupakan calon pegawai negeri sipil dengan bukti pendaftaran peserta CPNS. Sedangkan Atis merupakan seorang anak berusia 17 tahun yang membantu pamannya bertani.
“Atis masih di bawah umur berdasarkan keterangan paman dan data kependudukan Kartu Keluarga,” ujar Rivanlee.
Dalam investigasi kasus mutilasi 4 warga Papua ini, KontraS menemui sejumlah pihak seperti keluarga korban hingga konfirmasi ke otoritas tertkait seperti Kasat Reskrim Polres Mimika, Penyidik Subdenpom XVII/C Mimika, dan RSUD Mimika.