TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik, Rocky Gerung, menilai pemanggilan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mestinya dianggap sebagai Rasuna Said Fashion Week. Jalan H.R. Rasuna Said merupakan alamat dari kantor lembaga anti rasuah tersebut.
Pernyataan ini disampaikan Rocky di depan para relawan Anies dalam diskusi publik bertajuk Refleksi 5 Tahun Kepemimpinan Anies di DKI Jakarta. Rocky mengatakan alih-alih para relawan melakukan demo di depan KPK, mereka mestinya menunggu sembari melihat Anies melenggang dengan gaya kepemimpinannya.
"Gak usah demo, tunggu aja di seberang jalan, baru Anies melenggang dengan gaya pemimpin dia, catwalking,” kata Rocky, Jumat, 23 September 2022.
Anies Baswedan sebelumnya memang mendatangi KPK pada 7 September 2022. Dia dimintai keterangan oleh penyidik terkait masalah penyelenggaraan balapan Formula E 2022.
Kasus Anies disebut fabrikasi pihak tertentu
Menurut Rocky, Anies tidak perlu menceritakan ihwal pemanggilannya oleh KPK. Sebab, kata dia, kasus tersebut hanya fabrikasi dari pihak tertentu. Rocky menyebut Anies dapat memberikan kuliah mini selama 5-10 menit kepada wartawan untuk memaparkan konsepnya.
“Gak usah cerita dipanggil KPK, ngapain juga cerita soal itu, kan buatan doang. Orang mau konsep, usahakan supaya Anies seminggu 3 kali dipanggil KPK supaya tiap minggu dia kasih kuliah ke pers, namanya jadi hidup terus,” ujarnya.
Pemerintah dituding tak ingin nama Anies terus mencuat
Rocky mengatakan pemerintah tidak ingin nama Anies Baswedan terus mencuat di media. Karenanya, pemanggilan oleh KPK merupakan salah satu upaya untuk mengganggu Anies.
“Kan pemerintah mau supaya Anies tidak beredar di pers, karena itu diganggu dia. Tapi bikin teknik kuliah mini itu. Manfaatkan jebakan lawan sebagai tempat menghasilkan perubahan,” kata dia.
Selanjutnya, jalan terjal Anies menuju Pilpres 2024