Kamaruddin menambahkan bahwa saat ini pihaknya sebenarnya ingin melaporkan Ferdy Sambo. Laporan ini menyoal adanya dugaan pencurian barang-barang milik Brigadir J seperti handphone, uang, laptop, dan ATM usai melakukan pembunuhan.
Namun, laporan ini tidak jadi dilakukan karena keluarga Brigadir J lelah.
"Nah itu kan mau kita lapor tadinya, tapi ayah almarhum bilang dia sudah jenuh dimintai keterangan oleh polisi karena nggak berkembang karena anaknya terus difitnah memperkosa padahal nggak ada buktinya, kan gitu," ucapnya.
Sementara aktivis senior Irma Hutabarat menjelaskan bahwa Samuel ayah Yosua hanya sekedar sambat. Namun dalam hal ini tim kuasa hukum Yosua tidak menyerah untuk menangani kasus ini.
"Jadi enggak ada masalah gitu loh bahwa ada yang sambat seperti itu Bapak Samuel ini. Bapak Samuel sempat menyambat soal pemeriksaan yang nantinya bakal bolak-balik Jakarta. Tapi semua sudah diakomodir sama Pak Kamaruddin," kata Irma saat dihubungi dalam kesempatan yang berbeda.
Skenario yang berubah-ubah
Latar belakang pembunuhan Brigadir J hingga saat ini memang masih menjadi misteri. Pihak Ferdy Sambo awalnya merekayasa bahwa pembunuhan itu terjadi setelah Yosua melecehkan Putri Candrawathi, istri Sambo, di rumah dinasnya di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022. Yosua disebut ketahuan oleh Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu yang kemudian keduanya terlibat aksi tembak menembak.
Skenario rekayasa Sambo ini belakangan ketahuan. Namun, pihak Sambo tetap berkeras bahwa istrinya mengalami pelecehan. Hanya saja, mereka mengubah tempat dan waktu kejadian menjadi di kediamannya di Magelang, Jawa Tengah, pada 7 Juli 2022.
Cerita ini juga cukup diragukan setelah muncul pengakuan dari Bripka Ricky Rizal yang menyebutkan bahwa Yosua tidak masuk secara paksa ke kamar Putri Candrawathi. Menurut Ricky, dia diminta Putri untuk mencari dan membawa Brigadir J ke dalam kamarnya setelah terjadi keributan dengan Kuat Ma'ruf.