TEMPO.CO, Medan - Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Sumatera Utara Profesor Budi Agustono menjadi saksi detik-detik Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra kehilangan kesadaran di atas pesawat City Link Jakarta - Kuala Lumpur. Saat itu, Budi duduk dan istrinya duduk di samping dari Azyumardi yaitu di seat 1,2 dan 3.
"Saya dan istri hendak ke Seoul, Korea Selatan, dan berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, Jumat 16 September, pukul 11. 00 WIB menuju Kuala Lumpur. Tak disangka saat di counter City Link kami bertemu Profesor Azyumardi Azra. Dia mengatakan kepada saya baru saja sampai dari Padang, Sumatera Barat dan hanya mengganti pakaian di rumah lalu berangkat ke Bangi, Kuala Lumpur," kata Budi Agustono dari Korea Selatan kepada Tempo, Ahad 18 September 2022.
Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal dunia di Malaysia, Ahad 18 September 2022. Cendekiawan yang sempat menjadi Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menghembuskan nafas terakhir setelah sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Selangor, Malaysia.
Azyumardi semula terbang ke Malaysia untuk menjadi narasumber pada Konferensi Internasional Kosmopolitan Islam yang dilaksanakan di Selangor, Malaysia, pada 17 September 2022. Kegiatan diselenggarakan oleh Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM).
Budi Agustono menambahkan saat di counter City Link, Azyumardi Azra terlihat masih sehat meski wajahnya kelihatan lelah. Di ruang tunggu sambil menunggu pesawat, kata Budi, ia, istrinya Reni Sitawati Siregar yang juga anggota Majelis Wali Amanat USU serta Azyumardi Azra ngobrol ringan mengenai kebangsaan, islam dan masyarakat sipil.
"Saya melihat dia membawa beberapa potong roti dan air minum di kantong plastik. Dia sangat sederhana. Dia juga mengaku sudah dua kali operasi lutut serta saraf terjepit dan diabetes." ujar Budi Agustono.
Saat di pesawat, kata Budi, tidak ada tanda-tanda masalah kesehatan pada tubuh Prof Azra setelah duduk didalam pesawat. Sepanjang penerbangan Jakarta - Kuala Lumpur. "Kami menyambung diskusi ringan saat diruang tunggu. Saya menawarkan makanan dan minuman ringan, namun Profesor Azra menolak dengan halus." kata Budi Agustono.
15 menit yang menegangkan
Sekitar 15 menit menjelang tiba di Bandara Kuala Lumpur, Agustono bertanya kepada Azyumardi Azra perihal penjemputan di bandara. Profesor Azra menjawab ia dijemput pihak ABIM.
"Tiba-tiba Profesor Azra terlihat gelisah. Kepalanya bergoyang ke kiri-kanan dan seketika batuk-batuk. Nafasnya tersengal-sengal dan wajahnya menguning. Kami panik melihat kondisinya yang tiba-tiba menurun. Saya meminta bantuan pramugari agar memasang oksigen dan memberikan pertolongan pertama. Kondisnya sangat mengkhawatirkan." kata Budi Agustono.
Setelah pesawat mendarat, ujar Agustono, ia dan istrinya berbagi tugas. Agustono mengurus imigrasi sedangkan Reni Sitawati Siregar meminta ambulan bandara dan mengantar Azyumardi Azra ke Rumah Sakit Serdang Selangor, Kuala Lumpur untuk mendapatkan pertolongan medis.
"Lalu istri saya mengontak salah satu temannya Staf Khusus Menteri Sosial mengabarkan kondisi kesehatan Profesor Azra. Kami juga menghubungi Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur," kata Budi Agustono.
SAHAT SIMATUPANG
Baca: KBRI Kuala Lumpur: Azyumardi Azra Meninggal Akibat Kelainan Jantung