Keterangan Hendra sedikit berbeda dari apa yang disampaikan oleh Wakaden B Biropaminal Polri, AKBP Arif Rahman Arifin. Arif mengaku Hendra menemaninya saat melaporkan hasil pengecekan terhadap CCTV tersebut kepada Sambo.
Arif melaporkan bahwa dia menemukan ketidaksesuaian antara cerita Sambo dengan rekaman CCTV. Sambo pun bereaksi atas temuan Arif itu.
"Tidak seperti itu, masa kamu tidak percaya sama saya," kata Sambo menanggapi laporan tersebut.
Sambo kemudian menanyakan siapa saja yang sudah melihat rekaman itu dan dimana rekaman itu berada. Arif pun menjawab bahwa rekaman itu dilihatnya bersama dengan Kompol Chuk Putranto, Kompol Baiquni Wibowo dan AKBP Ridwan. Sambo pun mengancam keempat bawahannya itu untuk tutup mulut dan meminta agar rekaman itu dihapus.
"Kalau bocor berarti kalian berempat yang bocorin," kata Sambo.
Salinan rekaman CCTV itu belakangan ditemukan oleh timsus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit di sebuah flashdisk milik Baiquni. Rupanya Baiquni sempat menyalin rekaman itu sebelum menghapus rekaman asli dari laptop miliknya.
Hendra disebut mengintimidasi keluarga Yosua
Selain soal rekaman CCTV, Hendra Kurniawan juga disebut berperan dalam intimidasi terhadap keluarga Yosua di kediaman mereka di Sungai Bahar, Muaro Jambi, Jambo. Pengacara keluarga Yosua, Kamaruddin Simanjuntak, menyatakan dalam pertemuan itu Hendra datang dengan sejumlah anggota polisi.
Mereka disebut menyekap keluarga Samuel Hutabarat, ayah Yosua, dalam rumahnya. Pihak keluarga pun tak diperbolehkan mendokumentasikan pertemuan tersebut.
Kepada keluarga, Hendra disebut menjelaskan kronologis kematian Yosua karena tembak menembak dengan Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu. Skenario ini belakangan diketahui sebagai rekayasa Ferdy Sambo.
Hendra tak menjelaskan penyebab terjadinya tembak menembak itu. Dia hanya menyatakan latar belakang peristiwa itu sebagai aib sehingga tak perlu dijelaskan.
“Perlakuan itu melukai perasaan keluarga korban yang tengah dirundung duka,” ujar Kamaruddin.
Selain itu, Hendra juga menjelaskan soal alasan kenapa Yosua tak boleh dimakamkan secara kedinasan. Dia juga menjelaskan soal proses kepindahan adik Yosua ke Polda Jambi.
Selanjutnya, Cerita Hendra soal pertemuan di Jambi