TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman mengklaim dirinya tidak menerima pesan permohonan maaf dari anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon. Sebelumnya, Effendi mengklaim sudah meminta maaf kepada Dudung lewan pesan singkat, namun belum mendapat respons.
"Di handphone saya belum ada SMS, belum ada telepon. Kalau beliau mau datang, saya terima dengan baik. Tidak ada masalah," kata Dudung dalam keterangannya, Jumat, 16 September 2022.
Dudung bahkan menyambut baik usulan Majelis Kehormatan Dewan (MKD) yang memintanya hadir ke DPR dan bertemu Effendi.
"Mau dipanggil MKD, saya juga tidak ada masalah, kapan? Cuma belum ada panggilannya. Kalau Pak Effendi mau ke sini, silakan. Saya kenal baik, kan temannya mertua saya itu. Teman dekat banget sama saya," kata Dudung.
Sebelumnya, Effendi mengatakan langsung mengirim pesan permohonan maaf ke Dudung setelah ucapannya soal TNI seperti gerombolan dan ormas, menuai kecaman dari banyak pihak. Namun, ia mengklaim pesan tersebut tidak ditanggapi oleh Dudung. Ia berencana menemui langsung Dudung untuk meminta maaf.
"Pak Dudung belum respons, saya sudah minta waktu saya akan hadir sendiri, saya bertanggungjawab apa yang saya sampaikan saya bertanggungjawab apa yang menjadi sikap, apa yang saya sampaikan," kata politikus PDIP itu.
Sebelumnya dalam rapat Komisi I dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Effendi Simbolon mempertanyakan ketidakhadiran KSAD Jenderal Dudung Abdurachman di rapat tersebut.
Effendi kemudian mengatakan bahwa ada disharmoni hubungan antara Andika dengan Dudung. Dia bahkan mengatakan sikap TNI melebihi ormas. "Jadi tidak ada kepatuhan," kata Effendi.
Effendi beranggapan jika memang Andika Perkasa dengan Dudung Abdurrachman masih mementingkan ego masing-masing, ia mengusulkan kepada keduanya agar berhenti manggung untuk menjadi Capres dan Cawapres.
Baca juga: Tak Hanya ke TNI, Effendi Simbolon Didesak Minta Maaf ke Ormas
M JULNIS FIRMANSYAH