Ibu korban, S, menyatakan bahwa anaknya ditangpak saat bekerja. MAH sempat dibawa ke rumah oleh empat orang yang mengaku sebagai polisi.
"Katanya mau ke Polsek Dagangan," ujarnya kepada sejumlah wartawan pada Kamis, 15 September 2022.
Dia menyatakan tak mengerti masalah yang menimpa anaknya tersebut. S pun tak percaya jika MAH disebut terlibat peretasan. Pasalnya, di kediamannya tak ada komputer atau pun jaringan internet.
"Kalau HP, dia punya. Cuma itu," ucap Suprihatin.
Dugaan awal MAH sebagai Bjorka muncul dari Dark Tracer
Dugaan MAH sebagai Bjorka awalnya muncul dalam sebuah laporan Dark Tracer dalam sebuah webinar tertanggal 8 September 2022. Mereka memperlihatkan peta yang diduga perjalanan dari kebocoran data yang terjadi di Indonesia.
Total ada 124 diduga pelaku yang melakukan posting berbahasa Indonesia bocor di Black Market and Hacker Forum," tulis laporan tersebut.
Setelah melakukan pengerucutan hingga 14 orang terduga pelaku, DarkTracer melakukan dugaan terhadap seorang pria yang berdomisili di Indonesia. Pihaknya membuka data pribadi terduga pelaku berikut fotonya dengan inisial nama MA, laki-laki berusia 23 tahun. Nama lain terduga pelaku adalah Akihiro san, Ahihiro, Gumelarzt, Bjorkasim.
Dark Tracer juga memperlihatkan peta Jawa Timur sebagai gambaran provinsi tempat tinggal terduga Bjorka.
Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menganggap laporan yang dikeluarkan oleh Dark Tracer itu belum tentu benar. Meskipun Dark Tracer disebut memiliki data yang cukup update dan berpengalaman, Alfons menilai masih diperlukan pendalaman untuk memastikan apakah MA tersebut adalah Bjorka.
"Tetapi itu bukan jaminan yang bersangkutan adalah Bjorka, karena kredensial bisa di share," kata Alfons lewat pesan singkat, Kamis, 15 September 2022.
Selanjutnya, sepak terjang Bjorka meretas data di Indonesia