Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

118 Tahun Lalu RA Kartini Wafat, Berikut Berbagai Versi Kematiannya

image-gnews
Raden Ajeng Kartini. Wikipedia/Tropenmuseum
Raden Ajeng Kartini. Wikipedia/Tropenmuseum
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pahlawan Pergerakan Nasional yang berjuang menyuarakan emansipasi wanita, RA Kartini hari ini tepat 118 tahun lalu pada 17 September 1904 mengembuskan nafas terakhirnya di usianya muda. Kartini yang baru berusia 25 tahun pergi untuk selama-lamanya setelah melahirkan putra tunggalnya, Raden Mas Soesalit.

RA Kartini lahir pada 21 April 1879 dan dikenal berkat surat-suratnya yang diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Pikiran serta jiwanya yang mengupayakan agar wanita memiliki kesempatan yang sama dengan pria, perjuangan emansipasi itu membuatnya dianugerahi gelar sebagai pahlawan nasional. Hari lahirnya bahkan diperingati sebagai bukti perjuangan seorang perempuan dalam meraih kemerdekaan.

RA Kartini dan Berbagai Versi Kematiannya

Dikutip dari unpak.ac.id, Raden Adjeng Kartini berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Ia merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara sesaat setelah Kartini lahir. Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama.

Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan yang merupakan keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Kartini yang suka membaca dan berpengetahuan luas tak semata-mata hanya bicara soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20 tahun itu, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.

Kartini yang juga hobi bersurat dengan teman jauhnya juga banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi, terutama ke Eropa, memang terungkap dalam surat-suratnya. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut. Ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Niat dan rencana untuk belajar ke Belanda tersebut akhirnya beralih ke Betawi saja setelah dinasihati oleh Nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini.

Kematian Kartini empat hari setelah melahirkan putranya menimbulkan tanda tanya bagi banyak orang. Pasalnya, saat Kartini mengandung hingga melahirkan, ia tampak amat sehat. Kematian Kartini yang tiba-tiba ini menimbulkan perdebatan dan spekulasi serta kecurigaan negatif bagi sebagian pihak. 

Banyak yang meyakini, kematian RA Kartini karena setelah melahirkan mengalami preeklamsia. Kondisi ini merupakan komplikasi kehamilan yang sangat berbahaya, terutama pada zamannya penanganan medis belum secanggih saat ini.

Dalam buku Kartini Mati Dibunuh karya Efatino Febriana, ia menyimpulkan bahwa kematian Kartini telah direncanakan sebelumnya. Ia menduga Kartini meninggal akibat permainan jahat Belanda yang ingin membungkam pemikiran-pemikiran progresif dan revolusioner Kartini yang berwawasan kebangsaan.

ANNISA FIRDAUSI 

Baca: Diduga Jadi Penyebab Kematian RA Kartini, Apa Itu Preeklamsia

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Sarjana Nasional: Mengenang Kakak RA Kartini, RM Sosrokartono Sarjana Pertama Bumiputera

21 jam lalu

Ilustrasi wisuda. shutterstock.com
Hari Sarjana Nasional: Mengenang Kakak RA Kartini, RM Sosrokartono Sarjana Pertama Bumiputera

Hari Sarjana Nasional pertama kali dirayakan Kemendikbud pada 29 September 2014. Siapa Sosrokartono sarjana pertama bumiputera.


Sederet Fakta Kasus Anak Perwira TNI AU yang Tewas Terbakar di Lanud Halim

3 hari lalu

Ilustrasi tewas/meninggal/mayat. Shutterstock
Sederet Fakta Kasus Anak Perwira TNI AU yang Tewas Terbakar di Lanud Halim

Anak perwira TNI AU yang tewas terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma masih menjadi misteri. Ini sederet faktanya.


Polisi Periksa 8 Saksi Kasus Anak Pamen TNI AU Tewas Terbakar di Ring 1 Halim Perdanakusuma

3 hari lalu

Komandan Satuan Polisi Militer Landasan Udara Halim Perdanakusuma Letnan Kolonel Polisi Militer Made Oka Dharmayasa memberi keterangan pers di Polres Metro Jakarta Timur, Selasa, 26 September 2023. Tempo/M. Faiz Zaki
Polisi Periksa 8 Saksi Kasus Anak Pamen TNI AU Tewas Terbakar di Ring 1 Halim Perdanakusuma

Delapan saksi diperiksa atas kasus kematian anak pamen TNI Angkatan Udara yang tewas terbakar di ring 1 Lanud Halim Perdanakusuma.


Kasus Pembunuhan Melonjak di Kosta Rika, Rekor Tahun Paling Mematikan

6 hari lalu

Orang-orang tampil di depan sosok
Kasus Pembunuhan Melonjak di Kosta Rika, Rekor Tahun Paling Mematikan

Kosta Rika mengalami tahun paling mematikan di 2023, mencatat lebih dari 656 kasus pembunuhan.


Aparat Iran Ditembak Mati dalam Peringatan Setahun Kematian Mahsa Amini

12 hari lalu

Sebuah sepeda motor polisi terbakar selama protes atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita yang meninggal setelah ditangkap oleh
Aparat Iran Ditembak Mati dalam Peringatan Setahun Kematian Mahsa Amini

Seorang anggota pasukan paramiliter Basij Iran yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam ditembak mati dalam peringatan kematian Mahsa Amini


Detk-detik Kematian Jimi Hendrix Sang Dewa Gitar

12 hari lalu

Jimi Hendrix. Foto: kaskus.us
Detk-detik Kematian Jimi Hendrix Sang Dewa Gitar

Pada 53 tahun silam, Jimi Hendrix meninggal karena overdosis obat-obatan. Begini profilnya dan detik-detik kematian gitaris legendaris ini.


Benarkah RA Kartini Meninggal Karena Pre-eklampsia? Berikut Berbagai Versi Kematiannya

16 hari lalu

Potret Raden Ajeng Kartini. wikipedia.org
Benarkah RA Kartini Meninggal Karena Pre-eklampsia? Berikut Berbagai Versi Kematiannya

RA Kartini meninggal 4 hari usai melahirkan putranya. Diduga alami pre-eklampsia Tapi ada versi lain, Kartini dibunuh.


119 Tahun RA Kartini Wafat, 4 Hari Setelah Melahirkan Soesalit Djojoadhiningrat

17 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia/Tropenmuseum
119 Tahun RA Kartini Wafat, 4 Hari Setelah Melahirkan Soesalit Djojoadhiningrat

Hari ini, 13 September 1904 RA Kartini meninggal di Rembang. Tokoh emansipasi ini meninggal di usia muda usai 4 hari melahirkan putranya.


Fakta-fakta Penemuan 2 Mayat Ibu dan Anak di Kamar Mandi di Daerah Cinere Depok

18 hari lalu

Kapolres Metro Depok AKBP Ahmad Fuady mendatangi rumah ditemukan anak dan ibu tewas di dalam kamar mandi di kawasan perumahan elit Kecamatan Cinere, Depok. TEMPO/Ricky Juliansyah
Fakta-fakta Penemuan 2 Mayat Ibu dan Anak di Kamar Mandi di Daerah Cinere Depok

Dua jasad atas nama Grace Arijani Harahap dan David Ariyanto Wibowo ditemukan dalam kamar mandi di sebuah perumahan elit, di Cinere, Depok.


Misteri Penemuan Dua Mayat di Depok dan Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Begini Kemiripannya

18 hari lalu

Tim gabungan Polri melakukan olah TKP lanjutan di lokasi penemuan jasad ibu dan anak yang tinggal kerangka di Perumahan Bukit Cinere Indah Jalan Puncak Pesanggrahan VIII No. 39, Kecamatan Cinere Depok, Sabtu, 9 September 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Misteri Penemuan Dua Mayat di Depok dan Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Begini Kemiripannya

Penemuan jasad ibu dan anak dalam rumah di Cinere Depok mengejutkan. Apa saja kemiripannya dengan kematian satu keluarga di Kalideres?