TEMPO.CO, Palembang - Soimah, 45 tahun, ibu dari santri yang meninggal akibat tindak kekerasan di lingkungan Pensantren Moderen Darussalam Gontor, mengaku lega mendengar polisi sudah menetapkan dua orang tersangka.
Dia mengatakan seandainya sempat dipertemukan dengan para tersangka, dia ingin memeluk para pelaku sekuatnya. "Ingin aku peluk para tersangka ini, benar-benar kupeluk kuat-kuat," kata Soimah di Palembang, Selasa, 13 September 2022.
Dia juga berharap aparat penegak hukum dapat mengusut tuntas kasus ini. Bukan hanya kepada pelaku, Soimah berharap besar dapat pula mengusut pihak-pihak terkait yang menyebabkan anaknya meninggal. "Semoga permasalahannya bisa terang-benderang dan jelas," ujar Soimah.
Semenatara itu Titis Rachmawati, pengacara keluarga korban mengatakan pihaknya sudah mendengar bahwa para tersangka sudah didapati oleh pihak kepolisian Polres Ponorogo, Jawa Timur.
Satu diantara dua pelaku sudah ditahan, yaitu MFA, 18 tahun; sedangkan IH (17 Tahun) tidak ditahan karena masih dibawah umur. Titis optimistis, polisi dapat mengungkap tuntas motif kekerasan yang menyabkan AM meninggal dunia pada 22 Agustus yang lalu.
"Keluarga mengucapkan terimah kasih atas kinerja Polres Ponorogo yang begitu cepat dan tanggap dalam menangani permasalahan ini," kata Titis.
Sebelumnya, Kamis pekan lalu, petugas melakukan autopsi jenazah AM korban penganiayaan santri Pondok Modern Darussalam Gontor. Petugas forensik melakukan autopsi di TPU Sei Selayur Jalan Mayor Zen Kecamatan Kalidoni Palembang secara tertutup.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.