TEMPO.CO, Jakarta - Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Prof. Dr. Dr. (HC). H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A. atau yang dikenal dengan SBY lahir pada 9 September 1949, hari ini usianya 73 tahun.
SBY memiliki panggilan istimewa dari orang tuanya, yaitu "Sus". SBY merupakan Presiden RI ke-6 yang menjabat selama 2 periode, yaitu 2004-2009 dan 2009-2014. Namun, sebelum menjadi Presiden, SBY menceburkan dirinya dalam dunia militer. Selama di militer, ia lebih dikenal sebagai Bambang Yudhoyono.
Karier SBY di Militer
Pada 1973, SBY lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) dengan penghargaan Adhi Makayasa sebagai murid lulusan terbaik dan Tri Sakti Wiratama merupakan prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan kecerdasan intelektual. Periode 1974-1976, ia memulai karier di Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad. Setelah itu, ia memutuskan untuk menempuh pendidikan militer kembali di Amerika Serikat, salah satunya di Airborne School dan US Army Rangers, American Language Course (Lackland-Texas).
Setelah itu, kariernya terus berlanjut dalam dunia militer. Mengutip dari p2k.unkris.ac.id, pada periode 1976–1977 SBY berkarier di Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad, Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977), Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977–1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979–1981), Paban Muda Sops SUAD (1981–1982). Setelah masa jabatannya usai, ia melanjutkan belajar kemiliteran di luar negeri, yaitu Amerika Serikat, Belgia, dan Jerman.
Selain ahli memegang senjata, pada 1989–1993, SBY juga ahli mengajar yang terbukti dari pekerjannya sebagai Dosen Seskoad Korspri Pangab. Setelah itu, pada 1995, ia juga pernah menjadi Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro serta Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995–1996).
Lulusan Master of Art (M.A.) dari Management Webster University Missouri ini juga meniti karier di Kasdam Jaya pada 1996. Kemudian, pada 1997, ia diangkat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI dengan pangkat Letnan Jenderal. SBY pensiun dari kemiliteran karena pengangkatannya sebagai Menteri Pertambangan dan Energi oleh Presiden Abdurrahman Wahid, tepatnya pada 29 Oktober 1999-9 Agustus 2001. Pada 1 April 2001, ia baru memutuskan untuk pensiun dari dunia militer.
Selain itu, pada 26 Oktober 1999, SBY juga dilantik menjadi Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) sebagai konsekuensi penyusunan kembali kabinet Abdurrahman Wahid. Namun, pada 1 Juni 2001, ia didesak mundur oleh pemberi mandat karena ketegangan politik antara Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR.
Melansir setkab.go.id, pada 10 Agustus 2001, kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri melantiknya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam). Merasa tidak dipercaya lagi oleh presiden, jabatan Menko Polkam ditinggalkannya pada 11 Maret 2004. Dari sini, SBY memantapkan langkah untuk membuat partai yang bernama Partai Demokrat pada 9 September 2001 sehingga semakin menguatkan namanya mencapai puncak karier politik.
Saat Partai Demokrat dideklarasikan pada 17 Oktober 2002, namanya dicalonkan menjadi presiden dalam pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI 2004. Alhasil, ia memenangkan pemilu bersama wakilnya, yaitu Jusuf Kalla yang dilantik pada 20 Oktober 2004 dengan nama kabinet Indonesia Bersatu. SBY tercatat sebagai presiden terpilih pertama atas suara rakyat. Setelah itu, ia juga berhasil melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua bersama Wakil Presiden Boediono.
Lalu, pada 30 Maret 2013, SBY ditetapkan sebagai ketua umum Partai Demokrat, menggantikan Anas Urbaningrum. Selanjutnya pada Kongres IV Partai Demokrat, 12 Mei 2015, SBY kembali terpilih menjadi Ketua Umum untuk periode 2015–2020.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca: Hari ini 9 September 2001 Partai Demokrat Didirikan Bersamaan dengan Ulang Tahun SBY
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.