TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memamerkan pertemuan selama 2,5 jam yang dilakukannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang berlangsung di Kremlin, Moskow, pada 30 Juni lalu. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut pertemuan bisa dilakukan dalam jarak kursi yang dekat dengan Putin.
"Tidak diterima dengan jarak yang 5 meter," kata Jokowi sumringah, sambil membentangkan tangan kanannya seolah memberi isyarat jauhnya jarak 5 meter tersebut, dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Rabu, 7 September 2022.
Ekonom yang mendengar cerita Jokowi langsung bertepuk tangan. Jokowi kembali menimpali kalau dirinya bisa saja saat itu menolak bertemu Putin. "Kalau saya diterima saat itu dengan jarak 5 meter, saya tinggal pulang, diterima kayak gitu ada yang mau, kalau saya enggak mau," ujarnya.
Saat itu, pertemuan Jokowi dan Putin memang berlangsung begitu dekat. Kedua pimimpin duduk di kursi putih, dan hanya dibatasi sebuah meja kecil. Foto-foto pertemuan tersebut kemudian memicu anggapan karena Putin disebut lebih menerima Jokowi.
Beberapa foto pertemuan Putin dengan pemimpin negara lain pun kembali mencuat saat itu. Di antaranya pertemuan Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada 7 Februari di Kremlin, yang dipisahkan oleh meja panjang.
Meja panjang tersebut juga digunakan saat Putin menerima Kanselir Jerman Olaf Scholz di Kremlin pada 15 Februari. Sembilan hari setelah Putin bertemu Olaf, Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari. Perang Rusia - Ukraina inilah yang menjadi alasan Jokowi ke Eropa.
Jokowi Membelokkan Pembicaraan
Sebelum bertemu Putin, Jokowi lebih dulu ke Ukraina dan bertemu Presiden Volodymyr Zelensky pada 29 Juni selama 1,5 jam. Dari pertemuan dengan kedua presiden itulah, kata Jokowi kepada para ekonom, dirinya menyimpulkan kalau keadaan saat ini akan berjalan masih lama. "Jangan harap perang itu besok atau bulan depan selesai," kata dia.