TEMPO.CO, Jakarta - Aparat kepolisian menangkap enam pengunjuk rasa dari Gerakan Pemuda Islam (GPI) yang menolak kenaikan harga BBM di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, sore ini, Senin, 5 September 2022. Massa ditangkap karena mencoba melakukan sweeping terhadap mobil plat merah yang melintas.
Salah satu orang yang ditangkap polisi adalah Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GPI, Khoirul Amin. Ia digelandang oleh aparat kepolisian ke dalam mobil tahanan yang terparkir di silang Monas.
Selain menangkap massa aksi, polisi juga menyita sejumlah barang. Seperti ban bekas, bambu kayu, hingga bendera. Dari pantauan Tempo di lokasi, tidak ada perlawanan dari enam massa yang ditangkap oleh polisi.
Selain massa GPI, demonstrasi di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya juga dilakukan Perkumpulan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Mereka awalnya hendak demo di depan Istana Merdeka, namun tertahan di depan Gedung Sapta Pesona.
Dalam orasinya, mahasiswa meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menurunkan harga BBM. Massa menyebut akibat kenaikan harga BBM, ekonomi masyarakat yang masih terdampak pandemi Covid-19 menjadi terpuruk kembali.
Massa PMII membubarkan diri pada pukul 17.30 dengan tertib. Walaupun, mereka beberapa kali hampir terlibat bentrok dengan polisi yang berjaga.
Sebelumnya, pada Sabtu kemarin Presiden Jokowi telah resmi menaikan harga BBM Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, dan pertamax non subsidi dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.
Sebagai kompensasi, pemerintah bakal memberikan BLT sebesar Rp600 ribu untuk enam bulan kepada 20,65 juta keluarga kurang mampu. Selain itu, Jokowi juga bakal menyalurkan bantuan subsidi upah yang diberikan sebesar Rp600 ribu untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp3,5 juta per bulan.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.