TEMPO.CO, Jakarta - Dukungan untuk Partai Golongan Karya atau Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) menjelang Pemilu 2024 melemah dibanding yang mereka dapat menjelang Pemilu 2019. Perbedaan ini diungkap oleh hasil survei yang dibuat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) khusus terhadap tiga partai politik yang telah mendeklarasikan bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu tersebut.
Direktur riset SMRC, Deni Irvan, mengatakan rata-rata elektabilitas Golkar sepanjang periode periode Maret 2020 hingga Agustus 2022 adalah 10,5 persen. Angka itu tiga persen lebih rendah dibanding rata-rata elektabilitas yang diraihnya menjelang Pemilu 2019, dalam survei Mei 2015 hingga September 2017.
Sedangkan untuk PPP adalah 2,7 persen berbanding 4,3 persen untuk periode-periode yang sama. Pelemahan dukungan juga terjadi pada PAN yang hanya mencatatkan dukungan atau elektabilitas rata-rata 1,8 persen, dari sebelumnya yang 2,8 persen.
"Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin PPP dan PAN terancam tidak lolos parliamentary threshold empat persen," kata Deni dalam rilis bertajuk “Tren Elektabilitas Partai Menjelang Pemilu 2024” yang disiarkan melalui kanal Youtube SMRC TV pada Sabtu, 3 September 2022.
Dijelaskan, survei SMRC dilakukan secara tatap muka, dengan yang terkini dilakukan pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) sebanyak 1220 responden. Response rate sebesar 1053 atau 86 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).