TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani menilai peluang partai politik baru untuk lolos ke Senayan sangat berat. Ia menyebut bahwa ada tiga faktor yang bisa mendorong lahirnya partai baru dan mendapatkan dukungan publik, yakni; momentum, basis sosial, dan tokoh.
"Ketiga hal tersebut cenderung tidak dimiliki oleh partai-partai baru yang muncul saat ini," ujar Saiful lewat keterangannya, Rabu, 18 Agustus 2022.
Salah satu alasan agar suatu partai baru mendapatkan dukungan publik adalah adanya momentum. Menurut Saiful, momentum tidak bisa diciptakan, dia muncul tiba-tiba dalam sejarah. Pada 1999, misalnya, ada momentum krisis ekonomi dan keruntuhan Orde Baru. Pada saat itu adalah momentum bagi PDI Perjuangan, mereka mendapatkan suara yang sangat siginifikan (34 persen) dalam sejarah politik Indonesia.
“Partai politik muncul karena ada momentum. Dan momentum ini tidak bisa direkayasa,” kata Saiful.
Faktor kedua adalah basis sosiologis, contohnya basis sosial keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, atau gereja. Saiful mencontohkan partai yang berasal dari afiliasi NU misalnya Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB. Kemudian Partai Amanat Nasional (PAN) dari jaringan Muhammadiyah. "Namun klaim (kedekatan historis) saja tidak cukup, tapi juga harus ada tokoh di situ,” kata Saiful.
PAN pada 1999 misalnya memiliki Amien Rais yang merupakan salah satu bintang politik Indonesia. Namun Amien belum berhasil membawa PAN menjadi pemenang Pemilu.
Faktor Tokoh
Untuk itu, kata Saiful, faktor ketiga terpenting adalah tokoh. Ia menyebut, contoh tokoh yang memiliki peran penting dalam pembentukan partai adalah kelahiran Partai Demokrat dengan tokoh seperti Susilo Bambang-Yudhoyono dan teman-temannya.