Tulisan ini adalah bagian dari seri tulisan edisi khusus tentang 7 perempuan kepala daerah berprestasi pilihan tempo.co. Tulisan mendalam liputan ini dapat dibaca di Inspirasi dari Perempuan Kepala daerah.
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 yang menghantam berbagai sendi perekonomian turut dirasakan di Jawa Timur. Gubernur Khofifah Indar Parawansa perlahan membawa provinsinya melewati wabah tersebut. Kini kinerja perekonomian Jawa Timur terus membaik seiring pandemi mulai melandai.
Secara tahunan, kinerja perekonomian Jawa Timur pada triwulan II 2022 tumbuh 5,74 persen dibanding triwulan II 2021. Sedangkan secara triwulanan, perekonomian tumbuh 2,39 persen dibanding triwulan I 2022. Khofifah menyebut capaian tersebut didukung mobilitas penduduk yang meningkat. Hal ini ditandai dengan kenaikan pergerakan semua moda transportasi.
"Peningkatan tingkat hunian kamar hotel serta kenaikan wisatawan mancanegara juga mendorong geliat ekonomi Jawa Timur," kata mantan Menteri Sosial ini pada Senin, 8 Agustus 2022. Tumbuhnya ekonomi ini disertai naiknya pendapatan dan daya beli masyarakat yang membuat aktivitas produksi melonjak.
Tumbuhnya perekonomian Jawa Timur tersebut seiring dengan realisasi investasi di periode yang sama, yakni Rp 29,9 triliun. Pencapaian tersebut mengalami kenaikan dari triwulan II 2021 (y-o-y) sebesar 69,2 persen. Angka ini sekaligus melebihi pertumbuhan investasi nasional sebesar 35,5 persen.
Rinciannya, investasi dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 11,3 triliun atau tumbuh 198,1% persen dari triwulan II 2021 (y-o-y). Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 18,6 triliun dengan peningkatan 34,1 persen (y-o-y).
Jika capaian realisasi pada triwulan II diakumulasi dengan triwulan I, target invetasi telah mencapai 66,9 persen dari target investasi Jawa Timur pada 2022 sebesar Rp 80 triliun—target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2019-2024. Khofifah mengatakan pencapaian realisasi investasi ini merupakan bukti bahwa iklim investasi di Jawa Timur sudah kondusif.
“Melalui sinergi dan kolaborasi seluruh elemen strategis Jawa Timur dalam memulihkan perekonomian pasca pandemi Covid-19, realisasi investasi yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan kenaikan signifikan pada triwulan II ini dari triwulan I tahun 2021 (y-o-y)," ujar Khofifah.
Capaian ini tak lepas dari kolaborasi seluruh pemangku kepentingan di provinsi itu. Khofifah menjadi dirigen yang memandu semua progam agar harmonis. Untuk menjadi dirigen tersebut, Khofifah menempa kepemimpinannya sejak muda. Istri almarhum Indar Parawansa ini aktif berorganisasi sejak muda. Saat masih kuliah, ia didapuk menjadi Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII cabang Surabaya. Dia menjadi perempuan pertama yang berada di pucuk organisasi itu.
Jiwa kepemimpinannya makin terasah saat dia mulai memasuki arena politik. Khofifah menjadi anggota parlemen pada 1992 mewakili Partai Persatuan Pembangunan. Saat jadi anggota parlemen itu, salah satu yang membuat Khofifah menjadi pusat perhatian adalah ketika dia membacakan pidato dalam sidang umum Majelis Permusyarawatan Rakyat pada 1998. Di ujung kekuasaan Soeharto tersebut, dalam pidatonya Khofifah mengkritisi Orde Baru. Dia mengkritik gaya pemerintah kala itu yang mengekang demokrasi.
Setelah Soeharto lengser dan era reformasi dimulai, Khofifah bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa yang baru berdiri. Alasannya, partai tersebut didirikan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, satu panutannya. Ihwal tokoh yang memberinya inspirasi, Khofifah juga mengagumi Mahatma Gandhi. “Gandi dan Gus Dur dengan kesederhanaan dan kebersahajaannya. Gandi mengajak kita berefleksi bahwa semua orang akan menjadi tua dan tidak bisa apa-apa,” ujar Khofifah.
Meski kiprahnya di dunia politik moncer, Khofifah mengatakan dia tetap seorang istri dan ibu rumah tangga. Sebelum suaminya meninggal, perempuan kelahiran 1965 ini mengisahkan, setiap menerima tawaran posisi atau jabatan di dunia politik, dia selalu menomorsatukan izin suaminya, Indar Parawansa. Bila tak diizinkan, Khofifah mengatakan pantang untuk melanggarnya.
Setelah sang suami wafat pada 2014 silam, Khofifah selalu mengobrolkannya dengan empat anaknya. Mereka umumnya mendukung langkah sang ibu. “Support-nya luar biasa,” kata Khofifah.