TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Irfan Yusuf Hasyim menyebut partainya masih membuka kemungkinan berkoalisi dengan partai lain, walaupun saat ini sudah resmi berpasangan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dengan dibukanya kemungkinan tersebut, artinya Gerindra disebut masih bisa berkoalisi dengan PDIP, termasuk Prabowo Subianto berduet dengan Puan Maharani.
Menurut Irfan, kemungkinan itu bisa saja terjadi karena Gerindra tak menutup pintu koalisi selama partai yang ingin bergabung memiliki visi misi yang sama.
"Hari Ini kami bersepakat dengan PKB, tentu ketika kami bicara person (yang akan jadi capres), kami bicara dengan PKB. Tapi kalau misalkan ada lagi partai yang bergabung pembicaraannya bertiga, kalau berempat yang bicara berempat dalam menentukan person," ujar Irfan saat dihubungi Tempo, Ahad, 14 Agustus 2022.
Irfan berharap penentuan nama capres-cawapres ini bakal segera dilakukan. Sebab jika sudah ada nama pasti, Irfan menyebut mesin partai bisa mulai bekerja maksimal. "Mungkin setelah agenda 17 Agustusan ini, ya. Sekarang masih sibuk dengan agenda Agustusan," kata Irfan.
Sebelumnya, dalam piagam deklarasi koalisi kedua partai tersebut yang ditandatangani di Sentul International Convention Center (SICC) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu kemarin, Partai Gerinda dan PKB sepakat membuka pintu koalisi untuk partai politik lain.
"Pada Pemilu 2024 dan dapat membuka koalisi dengan partai politik lain atas persetujuan kedua belah pihak," kata Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad membacakan piagam deklarasi koalisi, Sabtu 13 Agustus 2022.
Piagam deklarasi yang ia bacakan bersama Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid itu juga menyepakati bahwa bergabungnya kedua partai ini untuk mewujudkan pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Poin lainnya, kerja sama Partai Gerindra dan PKB didasarkan pada visi bersama, yaitu agar terjadi percepatan pembangunan untuk Indonesia secara berdaulat, adil, makmur, sejahtera, dan aktif mendorong terciptanya perdamaian dunia.
Kemudian, dilatarbelakangi keinginan menyatukan dua kekuatan besar di Indonesia, yakni nasionalis dan religius untuk menghindari polarisasi masyarakat pada Pemilu 2024.
Mengenai penentuan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung kedua partai politik tersebut akan ditentukan secara bersama-sama oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.