Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

120 Tahun Bung Hatta, Sumbangsih Pemikiran Mohammad Hatta untuk Negeri

image-gnews
Bung Hatta atau Mohammad Hatta. Wikipedia
Bung Hatta atau Mohammad Hatta. Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 12 Agustus 1902, atau 120 tahun silam, merupakan hari kelahiran. Mohammad Hatta. Sosok yang acap dipanggil Bung Hatta ini adalah Tokoh Proklamator 17 Agustus 1945 dan juga Wakil Presiden Indonesia pertama. Bung Hatta dijuluki sebagai Bapak Koperasi berkat pemikiran di bidang ekonomi dan sumbangsihnya terhadap perkembangan koperasi.

Tapi tak hanya di bidang ekonomi, dia juga kritis terhadap kaum muda, perpolitikan, serta demokrasi di tanah air. Berikut beberapa pemikiran Mohammad Hatta:

1. Pesan Bung Hatta untuk generasi “sekarang” dan generasi “akan datang”

Bagi Bung Hatta, manusia di era “sekarang” adalah bibit di masa mendatang. Menurutnya, memperbaiki kerusakan di era sekarang akan menjamin kesejahteraan bagi generasi yang akan datang. Sebab, kata Bung Hatta dalam salah satu pidatonya, angkatan sekarang memiliki hubungan timbal-balik tanggung jawab kepada angkatan “masa lalu” serta angkatan “ yang akan datang”.

Sebagai penerus generasi masa lalu, generasi sekarang harus menyerahkan tanah pusaka bangsa kepada generasi yang akan datang dalam keadaan lebih baik dari yang diterimanya sebagai peninggalan masal lalu. Sehingga generasi masa mendatang dapat meneruskan pemeliharaan Tanah Air sebagai pusaka bangsa tersebut. Demikian juga generasi mendatang yang kemudian menjadi generasi “sekarang” berikutnya, memiliki kewajiban yang sama kepada generasi setelahnya untuk menyerahkan Tanah Air dalam keadaan lebih baik dari sebelumnya.

Pesan Bung Hatta ini bersifat untemporary alias tak terbatas waktu. Artinya, meskipun pidato ini diungkapkan puluhan tahun silam, tetapi maksud dan tujuannya dapat disampaikan kepada generasi-generasi setelahnya. Bung Hatta berpesan agar setiap generasi agar selalu menjaga Tanah Air untuk generasi setelahnya. Sebab kebaikan atau kerusakan di suatu generasi akan mempengaruhi generasi berikutnya. “Manusia sekarang adalah bibit bagi masa datang. Hanya dengan memperbaiki yang rusak itu di waktu sekarang, juga dapat dijamin pertumbuhan masyarakat yang sehat ke dalam masa yang akan datang,” kata Bung Hatta.

2. Pendapat Bung Hatta soal liberalisasi dan survival of the fittest

Menurut Bung Hatta, manusia sekarang dan akan datang berkembang ke jurusan apa yang orang sebut managerial society. Zaman liberalisasi dengan semboyan laissez-faire-nya sudah lewat. Menurutnya, sungguh pun manusia liberal yang ketinggalan di belakang masih mau mencoba menonjolkan kepala, tetapi Indonesia yang dalam perjuangannya yang lampau menentang kapitalisme, ingin menempuh jalan baru melewati sama sekali fase liberalisme.

Menurutnya, paham survival of the fittest atau membiarkan kemenangan kepada yang terkuat, tidak sesuai dengan jiwa Indonesia yang berisikan semangat gotong royong dan merupakan masyarakat yang managerial society. “Dengan itu juga mengelakkan perjuangan hidup yang berdasarkan survival of the fittest,” kata Bung Hatta dalam pidatonya, Tanggung Jawab Moral Kaum Inteligensia.

3. Tanggung jawab kaum inteligensia menurut Bung Hatta

Bung Hatta mengatakan, perkembangan kehidupan banyak diatur menurut plan. Kondisi ini menghendaki pimpinan berdasarkan pengetahuan yang kebanyakan hanya terdapat pada kaum intelegensia, yang memperoleh pendidikan khusus. Oleh karena itu, pertanggungjawaban kaum intelegensia Indonesia dalam hidup kemasyarakatan di masa datang akan bertambah besar.

“Bukan saja pembangunan ekonomi diatur dan diperhitungkan menurut rencana, tetapi juga tindakan demokrasi politik. Ini menghendaki adanya pimpinan politik yang berjiwa besar dan bermoral tinggi,” kata Bung Hatta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Pendapat Bung Hatta soal kaum muda yang berpolitik

Dalam sebuah pidatonya, Bung Hatta pernah menyampaikan pemikiran Julian Benda yang mengkritisi kaum muda intelektual yang tunduk pada penguasa Nazi-Hitler. Menurut Julian Benda, dalam suatu buku yang menggemparkan tentang La Trahison des Clercs atau pengkhianatan kaum intelektual, orang terpelajar tidak saja dikalahkan, tetapi juga dipungut. Orang terpelajar yang disewa oleh yang berkuasa di dunia adalah pengkhianat kepada fungsinya.

“Saya tidak ingin mengikuti begitu jauh tuduhan Julian Benda kepada kaum inteligensia,” kata Bung Hatta dalam pidato tersebut.

Menurutnya kaum inteligensia Indonesia mempunyai tradisi yang baik dalam menentukan nasib bangsa. Saat rakyat yang banyak masih berselimut dengan kegelapan di masa penjajahan, kaum terpelajarlah yang membukakan mata rakyat bahwa mereka mempunyai hak atas hidup sebagai bangsa yang merdeka. Pergerakan politik bermula dipelopori oleh pelajar-pelajar yang mendirikan Budi Utomo dalam lingkungan dinding sekolah dokter STOVIA di Jakarta.

“Pergerakan politik yang pertama kali menuntut Indonesia lepas dari Belanda, dipimpin oleh tiga orang dari kaum terpelajar pula. Douwes Dekker, Tjipto Mangunkoesoemo, dan Suwardi Surjaningrat,” ujar Bung Hatta.

5. Pesan Bung Hatta kepada kaum inteligensinya dalam membangun bangsa.

Bung Hatta berharap kepada kaum intelegensia yang muda-muda sekarang, supaya mereka meneruskan tradisi yang gilang gemilang kaum inteligensia terdahulu. Apabila pekerjaan kaum intelegensi dahulu lebih banyak merobohkan Hindia Belanda, pekerjaan kaum intelegensi sekarang adalah dalam segi pembangunan. Membangun Indonesia yang adil dan makmur harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab serta keberanian menghadapi segala kesukaran.

“Pokok kemauan dan keberanian itu terletak pada cinta akan kebenaran dan keadilan, sebagai pembawaan orang berilmu cinta akan suatu cita-cita besar yang menjadi penyuluh harapan bangsa,” kata Proklamator itu.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Indonesia Pernah Punya Perdana Menteri dari Sitan Sjahrir, Bung Hatta hingga Juanda

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Nama Baik Proklamator Terpulihkan

2 jam lalu

Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri menghadiri silaturahmi kebangsaan dan penyerahan surat Pimpinan MPR kepada keluarga Bung Karno tentang tidak berlakunya lagi TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967 di Gedung Nusantara V MPR RI, Jakarta, Senin, 9 September 2024. Dok. PDI Perjuangan.
Nama Baik Proklamator Terpulihkan

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara atau TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967 dicabut. Memulihkan nama baik Sang Proklamator, Bung Karno, dari tuduhan pengkhianatan G30S/PKI yang tidak terbukti dan tanpa proses peradilan.


Rektor Paramadina Kritik Kebijakan Ekonomi Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Ngawur

3 jam lalu

Presiden Jokowi berfoto dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Keret Cepat Halim, Jakarta Timur, sebelum berangkat menuju Stasiun Padalarang, Jawa Barat, Rabu, 13 September 2023. Foto: Agus Suparto
Rektor Paramadina Kritik Kebijakan Ekonomi Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Ngawur

Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini kritik kebijakan ekonomi Presiden Jokowi. Pembangunan infrastruktur dinilai ngawur.


Indonesia dan Peru Dorong Penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas IP-CEPA

1 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI. Sumber: TEMPO | Nabiila A
Indonesia dan Peru Dorong Penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas IP-CEPA

Indonesia dan Peru sepakat untuk mendorong percepatan penyelesaian perundingan Perjanjian Perdagangan dan Ekonomi Komprehensif kedua negara


Pengertian Credit Scoring dan Dampaknya bagi UMKM?

1 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan pembuatan kemeja pada sebuah konveksi kawasan Pusat Industri Kecil Penggilingan, Jakarta, Senin, 28 Agustus 2023. Dari sisi segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pertumbuhan kredit mencapai 7,59 persen yoy pada Juli 2023, terutama ditopang oleh segmen mikro. Tempo/Tony Hartawan
Pengertian Credit Scoring dan Dampaknya bagi UMKM?

Credit scoring adalah metode penilaian yang digunakan oleh lembaga keuangan untuk menentukan kelayakan kredit UMKM.


Kemenkeu Kumpulkan Pajak Ekonomi Digital Rp 27,5 Triliun dari Lokapasar, Pinjol hingga Kripto

3 hari lalu

Ilustrasi fintech. Shutterstock
Kemenkeu Kumpulkan Pajak Ekonomi Digital Rp 27,5 Triliun dari Lokapasar, Pinjol hingga Kripto

Sejak 2022 hingga Agustus 2024 pemerintah telah menarik pajak ekonomi digital mencapai Rp 27,5 triliun. Sumbernya dari lokapasar, krripto, pinjol hingga dari sistem informasi pengelolaan pajak atau SIPP


SOBP OJK: Kinerja Perbankan di Triwulan III Baik Seiring Membaiknya Ekonomi Domestik

5 hari lalu

SOBP OJK: Kinerja Perbankan di Triwulan III Baik Seiring Membaiknya Ekonomi Domestik

Hasil sigi ini menemukan responden makin optimistis bahwa kinerja perbankan akan semakin baik pada triwulan III 2024.


Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

6 hari lalu

Gedung Bank Indonesia (BI) di Jalan Mohammad Husni Thamrin No. 2, Jakarta, Kamis 4 Maret 2021. TEMPO/Subekti.
Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Bank Indonesia menyebutkan indeks keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat pada Agustus dibanding bulan sebelumnya.


Sepak Terjang Bisnis Kuncoro Wibowo, Dari Toko Kelontong hingga Kembangkan ACE Hardware

7 hari lalu

Ace Hardware. Foto/Twitter
Sepak Terjang Bisnis Kuncoro Wibowo, Dari Toko Kelontong hingga Kembangkan ACE Hardware

Sebelum mengambangkan ACE Hardware di Indonesia, Kuncoro Wibowo memulai sepak terjang bisnisnya dari toko kelontong kecil.


Faisal Basri Salah Seorang Pendiri INDEF, Berikut Profil Institute for Development of Economics and Finance

8 hari lalu

Pengamat ekonomi Faisal Basri di kantor redaksi Tempo, Jakarta, 2017. Pendiri Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) itu menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta Selatan. TEMPO/Jati Mahatmaji
Faisal Basri Salah Seorang Pendiri INDEF, Berikut Profil Institute for Development of Economics and Finance

Faisal Basri merupakan saah seorang pendiri INDEF. Berikut lembaga riset independen dan otonom yang berdiri pada Agustus 1995 di Jakarta.


Legasi Faisal Basri untuk Ekonomi dan Demokrasi

9 hari lalu

Sebelum jatuh sakit, ekonom Faisal Basri yang kritis kepada pemerintah ini masih menyuarakan dukungannya kepada para petani di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, yang menolak tambang seng.
Legasi Faisal Basri untuk Ekonomi dan Demokrasi

Apa saja legasi Faisal Basri untuk ekonomi dan demokrasi Indonesia?