Namun Ainun tetap sabar dan kuat menemani perjalanan Habibie. Bahkan, Ainun dengan penuh niat dan kasih sayang menjahit sendiri keperluan pakaian bayi untuk dua putranya yang lahir dan besar di Jerman.
Dari pernikahan keduanya, mereka dianugerahi dua orang putra yang diberi nama llham Akbar dan Thareq Kemal. Lalu enam orang cucu. Sebagai sosok seorang ibu, Ainun sangat bertanggungjawab dalam membesarkan anak-anaknya. Sedari kecil Ainun membiasakan anaknya untuk mengembangkan kepribadian. Anak-anaknya dibebaskan untuk berani bertanya tentang segala hal yang tak diketahuinya.
Karena ia sadar sedari kecil anak-anak harus dibangun rasa ingin tahu dan kreativitasnya. Bila ia tak mampu menjawab pertanyaan sang buah hati, ia akan meminta sang suami untuk membantu menjawabnya.
Tak hanya itu, Ainun juga membiasakan anaknya untuk hidup sederhana. Uang jajan yang diberikannya diberikan pas untuk satu Minggu. Dengan begitu, anaknya memiliki kebebasan menentukan jajan yang mereka inginkan sekaligus mengelola uang yang ada.
Sebagai sosok seorang istri, Ainun mendampingi Habibie dalam segala hal. Ia tokoh di belakang layar yang selalu siap mendorong dan mendukung sang suami. Salah satunya ia selalu mengingatkan suaminya dalam mengatur waktu kerja. Ketika jam telah menunjukkan pukul 22.00, Ainun menelpon Habibie dan mengingatkannya agar menjaga kesehatan.
Presiden ketiga BJ Habibie menggandeng tangan istrinya, Asri Ainun Habibie pada acara peresmian The Habibie Center di ruang Cendrawasih, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 22 Mei 2000. Habibie yang tutup usia pada 11 September 2019 kini kembali bersatu dengan istri tercintanya yang lebih dulu wafat pada 22 Mei 2010 lalu. dok.TEMPO/Bernard Chaniago
Ia juga mendedikasikan hidupnya untuk masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan keterlibatannya dalam pendirian beberapa yayasan, seperti Bank Mata untuk penyantun mata tunanetra. Bahkan saat Habibie bukan lagi seorang pejabat, ia masih menjadi Ketua Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI).
Berpulang pada Maret 2010
Dalam usaha memperkenalkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat Indonesia, Ainun pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pendiri Yayasan SDM Iptek. Selain itu ia mendirikan Yayasan Beasiswa Orbit yang memiliki cabang di seluruh Indonesia. Ainun juga memprakarsai penerbitan majalah teknologi anak-anak Orbit.
Dengan dedikasi dan kasih sayang Ainun yang melimpah, tak heran Habibie amat mencintainya. Dikabarkan selama hampir tiga bulan Ainun terbaring di rumah sakit, Habibie tak beranjak dari sisi istrinya.
Sejak masuk rumah sakit pada tanggal 24 Maret 2010 silam Habibie memberikan perhatian dan menunjukkan cinta kepada ibu dari anak-anaknya itu. Tak hanya saat terbaring sakit, dalam proses pengurusan administrasi sebelum jenazah diterbangkan ke tanah air pun Habibie masih mendampingi istrinya.
Di pesawat, Habibie terus berdekatan dengan jenazah sang istri hingga jenazah tiba di tanah air. Ainun wafat dalam usia 72 tahun pada tanggal 24 Maret 2010 setelah menderita kanker Ovarium. Ia wafat setelah hidup selama 45 tahun bersama BJ Habibie.
ANNISA FIRDAUSI
Baca juga : Mengenang 1.000 Hari Wafatnya BJ Habibie, Sosok Bapak Teknologi Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.