INFO NASIONAL -- Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) melakukan pelatihan agar para penyandang disabilitas dapat menjadi pengusaha atau dapat diterima di beragam industri kreatif di Indonesia. Sebanyak 126 penyandang disabilitas dari Jakarta dan Bandung dilatih untuk dapat menghasilkan beragam produk di bidang kuliner, tata rias, melukis, membatik dan membuat keramik.
"Kami bahagia melihat anak disabilitas ini antusias dan mau menjadi mandiri. Enggak ada yang capek. Rasa ingin tahu mereka besar sekali dan saya berharap tidak berhenti di kami saja, tapi semua pihak mau membantu," kata Ketua Umum PTI Myra Winarko dalam Pameran G20 Side Event bertajuk B20 Indonesia Digital Economy to Support SDGs di Nusa Dua, Bali, Senin 8 Agustus 2022.
Myra menuturkan, pelatihan untuk para penyandang disabilitas terdiri dari pelatihan kuliner untuk 48 peserta, selanjutnya make up artist untuk 48 peserta, melukis 10 peserta, membatik 10 peserta, dan keramik 10 peserta. Menurut dia, pihaknya tidak merasa kesulitan dalam memberdayakan para penyandang disabilitas ini.
Dia pun menargetkan ke depannya semua pihak mau membantu mendirikan pelatihan kecil untuk para penyandang disabilitas ini. Menurutnya, pemberdayaan ini tidak akan berhasil jika tidak menunjukkan hasil akhirnya. Dalam hal ini, dia menginginkan para penyandang disabilitas ini nantinya dapat diterima untuk bekerja di perusahaan atau dapat membuka usaha sendiri.
Dia pun menambahkan bahwa sejauh ini pihaknya terbantu dari Wardah atau Paragon yang membatu untuk pelatihan di bidang tata rias. Dari kuliner pihaknya dibantu oleh Moderna untuk menggunakan fasilitas mereka guna membantu pelatihan para penyandang disabilitas.
Legal and Organization Director PTI Hemasari Dharmabudi menuturkan, pihaknya juga menghadirkan brand bernama 6 Jagoan, di mana brand ini menghadirkan produk kuliner berupa telur asin, rempeyek dan kue dari 15 penyandang disabilitas di Bandung. Dengan produk ini, satu orang penyandang disabilitas ini dikatakan dapat menghasilkan Rp 750 ribu sampai Rp 2 juta. Bahkan, saat ini mereka dikatakan sudah memiliki rumah produksi bersama.
"Suatu hari nanti di rumah produksi ini kami berharap akan bertambah banyak dan memproduksi secara masif. Ibu-ibu dari anak disabilitas juga akan diarahkan untuk mengolah telur asin menjadi produk olahan lain sept keripik telur asin dan lainnya sehingga produksi telur asin mereka sustainable," kata Hermasari.
Muhammad Syehquro selaku penyandang disabilitas binaan PTI yang membuat beragam pastry merasa sangat senang dengan pelatihan ini. Pasalnya, dia mendapatkan penghasilan sendiri dari hasil keringatnya. "Ke depannya saya saya bermimpi dapat mendirikan toko sendiri dan saya akan merekrut teman-teman saya," kata pria yang akrab disapa Ali ini.
Sementara itu, Prayoga Risdianto selaku penyandang disabilitas binaan PTI di bidang tata rias menceritakan bahwa dia bercita-cita untuk menjadi make up artist profesional. Dengan pelatihan dari PTI, dia optimis cita-citanya tersebut dapat menjadi kenyataan.