INFO NASIONAL - Wakil Ketua Komisi X DPR, Dede Yusuf Macan Effendi, mengatakan Indonesia membutuhkan 1 juta guru hingga tahun 2024.
“Kami (Komisi X DPR) meminta berapa sih kebutuhan guru dan tenaga kependidikan? Dan akhirnya menurut data dari Kemendikbud, kita membutuhkan guru sekitar 1 juta,” ucap Dede Yusuf, Rabu, 3 Agustus 2022.
Politisi Partai Demokrat itu mengatakan, mayoritas tenaga guru saat ini berstatus pegawai honorer. “Nah, 1 juta ini, memang kalau kita jujur, hampir 70 persen guru atau tenaga pendidik itu adalah honorer. Mungkin hanya 30 persen PNS-nya,” kata Dede Yusuf.
Komisi X DPR telah meminta kepada pemerintah agar memenuhi kebutuhan 1 juta guru apapun caranya. “Kita berharap, tolong kebutuhan ini diisi apapun caranya dengan pegawai negara karena negara bertanggung jawab,” ujarnya.
Permintaan Komisi X telah direspons pemerintah dengan membuka formasi 1 juta guru ASN, baik PNS maupun PPPK. “Maka dibuatlah skema 1 juta slot. Jadi 1 juta itu ASN yang disebut sebagai P3K. Karena ASN sekarang ada PNS dan PPPK,” kata Dede.
Dede menilai pemerintah telah membuat kemajuan dengan memberikan ruang kepada honorer untuk memenuhi kebutuhan 1 juta guru ASN. Selama ini, kata Dede, pemerintah sulit membuka rekrutmen ASN dengan alasan beban negara akan semakin berat. Pemerintah selalu mengatakan bahwa beban negara untuk membiayai gaji pegawai atau belanja pegawai cukup besar, bisa 60 persen-an, termasuk di daerah.
“Di daerah juga mungkin belanja pegawai saja itu bisa mencapai 60-70 persen rata-rata, sehingga sisanya 40 persen itulah yang disebut sebagai belanja pembangunan,” jelas legislator dapil Jawa Barat II tersebut.
Karena itu, Komisi X DPR meminta kepada pemerintah agar membuat skala prioritas. “Skala prioritas itu adalah kalau kita berbicara pemerintah mengatakan sumber daya manusia harus diutamakan, maka guru adalah bagian daripada yang harus diutamakan,” ucapnya. (*)