Adapun soal informasi guru yang sampai menyinggung ibadah orang tua siswi yang disebut tak pernah salat itu, Agung juga membantahnya.
“Tidak benar soal itu, mboten-lah (tidaklah), pendidikan di sekolah kan modelnya pendekatan kepada siswa sedikit demi sedikit, jadi misalnya siswa tidak mau (berjilbab), kami pun tidak mempermasalahkan,” kata Agung.
Dengan adanya kasus ini, Agung mengatakan pihak sekolah belum mengambil langkah apapun terhadap oknum guru yang diduga memaksakan penggunaan jilbab kepada siswi itu.
“Tidak ada sanksi dari sekolah untuk BK, hanya kami minta di kemudian hari tidak ada lagi seperti itu,” kata Agung yang menyebut di sekolah itu kebetulan semua siswi muslim mengenakan jilbab.
Wakil Kepala Dikpora DIY Suherman menuturkan, dari hasil klarifikasi kepada pihak sekolah, guru yang diduga melakukan pemaksaan itu sebelumnya mengaku telah meminta ijin kepada siswi untuk memberi tutorial penggunaan jilbab.
“Karena guru itu mendapati keadaan kalau siswi itu tidak bisa menggunakan jilbab,” kata dia.
Suherman pun mengatakan dari pendalaman pihak sekolah itu, pihaknya belum menemukan adanya unsur pemaksaan. Pihak Dikpora Yogyakarta kini tengah berusaha untuk mendapatkan keterangan dari siswi itu. “Sampai saat ini siswi itu kan belum bisa kami minta penjelasannya, kami tunggu situasinya lebih kondusif agar keterangan yang kami dapat lengkap,” kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Baca juga: Siswa SMA di Bantul Dipaksa Pakai Jilbab, SETARA: Bertentangan dengan Kebhinekaan