TEMPO.CO, Jakarta - Berita yang menarik perhatian pembaca hingga pagi ini di antaranya penjelasan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang memastikan puluhan karung bansos dikubur di Depok, Jawa Barat, adalah benar beras bansos Covid-19 dari Presiden Jokowi. Kemudian, pemilih Partai Nasdem, PAN dan PPP disebut sebagai yang paling tidak puas terhadap kinerja Presiden Jokowi. Berikut rangkumannya:
1. Penjelasan Muhadjir soal Bansos Covid-19 Dikubur di Depok
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memastikan puluhan karung bansos dikubur di Depok, Jawa Barat, adalah benar beras bantuan sosial Covid-19 dari Presiden Jokowi. Menurut Muhadjir, ada kesalahan dari perusahaan JNE saat mengirimkan beras ke masyarakat, sehingga bansos tersebut rusak.
"Karena dalam pengangkutannya menggunakan bak terbuka kena hujan. Waktu itu kita putuskan semua beras yang kena hujan tidak boleh dibagikan, baik yang masih dalam keadaan baik dan yang rusak, tidak boleh dibagikan," ujar Muhadjir Effendy di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin, 1 Agustus 2022.
Muhadjir menjelaskan beras merupakan komoditas yang sensitif terhadap air. Sehingga saat terkena hujan kualitas beras akan rusak dan membuatnya tidak layak dibagikan ke masyarakat. Meski begitu, Muhadjir memastikan tidak ada kerugian negara akibat hal itu.
Sebab, JNE selaku pendistribusi beras tersebut bertanggung jawab dan menggantikannya dengan beras baru. "Jadi kalau ada beras rusak, itu adalah tanggung jawab pihak transporter. Benar kalau itu JNE jadi transporter, itu kalau JNE yang melakukan itu benar," kata Muhadjir.
Soal beras rusak yang ditimbun di dalam tanah, Muhadjir mengaku tak tahu menahu soal itu. Menurut dia, bukan wewenang pemerintah mengurus beras rusak yang sudah digantikan oleh JNE. "Soal itu ditimbun, itu urusan dia, bukan urusan Kemensos, karena beras rusak itu sangat mungkin sudah diganti. Saya tidak tahu apakah masih ada yang tidak diganti, saya kira tidak. Karena betul-betul kita kawal sampai delivered sesuai pesan Pak Presiden," ujar Muhadjir.
Sebelumnya, penimbunan beras sembako Covid-19 itu sempat menguat masyarakat di Depok geger. Penimbunan itu disebut warga dilakukan oleh JNE dan jumlahnya diperkirakan mencapai satu kontainer. Head of Media Relation Departement JNE, Kurnia Nugraha mengatakan penimbunan karung-karung bansos itu tidak menyalahi aturan dan telah sesuai dengan prosedur penanganan barang rusak sesuai perjanjian kedua belah pihak.
"Tidak ada pelanggaran yang dilakukan, karena sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," kata Kurnia melalui keterangan pers, Minggu 31 Juli 2022. JNE, kata dia, siap menjalani setiap proses yang berlaku apabila temuan Muhadjir Effendy memastikan puluhan karung bansos dikubur di Depok itu menimbulkan permasalahan.
2. Pemilih Nasdem, PAN dan PPP Tak Puas dengan Kinerja Jokowi
Pemilih Partai Nasdem, PAN dan PPP disebut sebagai yang paling tidak puas terhadap kinerja Presiden Jokowi. Hal itu terungkap dalam survei terbaru yang dirilis oleh lembaga Indikator Politik Indonesia.
Berdasarkan data yang Tempo dapatkan, Indikator menyatakan tingkat kepuasan terhadap Jokowi memang masih cukup baik. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 9-12 Juli itu, pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin disebut mendapatkan tingkat kepuasan hingga 64,9 persen. Hanya 31,6 persen masyarakat yang menyatakan tidak puas dan 3,4 persen lainnya tidak menjawab.
Menariknya, dari 31,6 persen yang menyatakan tak puas itu justru datang sebagian besar dari pemilih partai pendukung Jokowi. Pemilih Nasdem menjadi yang paling tidak puas dengan angka 60,4 persen sementara pemilih PAN mencapai 58,6 persen dan pemilih PPP mencapai 52,2 persen.
Pemilih Gerindra juga memberikan rapor merah bagi Presiden Jokowi. Sebanyak 52,1 persen pendukung partai besutan Prabowo Subianto itu menyatakan tidak puas terhadap kinerja Jokowi.
Sementara pemilih PKB, Partai Golkar, dan PDIP memberikan penilaian positif. Pemilih tiga partai itu menyatakan puas dengan kinerja Jokowi sebesar 59,1 persen, 59 persen dan 72,3 persen.
Sementara pemilih dua partai oposisi, PKS dan Demokrat, tampak terbelah. Sebanyak 49,3 persen pemilih PKS menyatakan puas dan 52,1 persen pemilih Demokrat menyatakan puas.
Pembangunan infrastruktur dan berbagai program bantuan kepada masyarakat kecil menjadi alasan dominan masyarakat menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi. Sementara lonjakan harga-harga kebutuhan pokok dan minimnya lapangan kerja menjadi alasan utama masyarakat yang tak puas.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 9-12 Juli 2022 dengan mewawancarai 1246 responden melalui sambungan telepon. Indikator menggunakan metode random digit dialing atau pembangkitan nomor telepon secara acak untuk menentukan responden. Mereka mengklaim survei itu margin of error sebesar kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Selain soal kinerja Presiden Jokowi, Indikator Politik Indonesia juga melakukan survei terkait beberapa hal mulai dari persepsi terhadap kondisi perekonomian nasional hingga soal persepsi dan kepatuhan publik membayar pajak.