TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi malam ini menggelar zikir bersama ratusan santri di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Zikir itu sebagai salah satu rangkaian perayaan HUT RI ke-77.
Di hadapan para santri yang menunggu di halaman Istana Merdeka, Jokowi memberikan pidato soal krisis dunia. Menurut Jokowi, saat ini kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja pascadilanda Covid-19 selama 2,5 tahun.
"Baru akan melakukan pemulihan, tapi muncul sesuatu yang dadakan, yang tidak kita perkirakan sebelumnya, sakitnya belum sembuh, muncul yang namanya perang di Ukraina sehingga semuanya menjadi bertubi-tubi, menyulitkan hampir semua negara," ujar Jokowi dalam acara Zikir Kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin, 1 Agustus 2022.
Salah satu dampak dari krisis yang terjadi itu membuat harga BBM menjadi naik berkali lipat di negara lain. Di Indonesia, Jokowi mengklaim harga BBM masih yang termurah, tetapi membuat APBN terbebani karena subsidi yang harus digelontorkan sangat besar.
"Perlu kita ingat subsidi terhadap BBM sudah terlalu besar dari, Rp 170 (triliun) sekarang sudah Rp 502 triliun. Negara mana pun tidak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu, tapi Alhamdulilah kita sampai saat ini masih kuat. Ini yang perlu kita syukuri," kata Jokowi.
Krisis selanjutnya, kata Jokowi, adalah soal pangan yang harganya sudah naik hingga 50 persen di beberapa negara. Ia mencontohkan seperti gandum yang menjadi mahal karena kelangkaan stok. Jokowi menyebut kelangkaan terjadi akibat pasokan gandum dari negara Ukraina tidak bisa keluar.
"Saya ketemu Presiden Ukraina Zelenskyy, ada stok di Ukraina, di gudang 22 juta ton, stok proses panen 55 juta ton loh. Artinya 77 juta ton gandum di Ukraina gak bisa keluar karena perang," kata Jokowi.
Selain Ukraina, Jokowi menyebut stok gandum juga tertahan di Rusia. Jokowi menyebut sebanyak 207 juta ton gandum juga tertahan di negara beruang merah itu.
"Ini yang mengakitabkan 333 juta orang kelaparan dan mungkin 6 bulan lagi 800 juta orang akan kelaparan akut karena tidak ada yang dimakan," kata Jokowi.
Di tengah kesulitan itu, Jokowi mengajak para santri untuk bersyukur. Sebab beras, yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, tidak mengalami kenaikan.
Setelah mengalami krisis pangan dan energi, Jokowi menyebut saat ini dunia sedang memasuki masa krisis ketiga, yakni kritis keuangan. Jokowi menyebut beberapa negara tidak kuat dan ambruk karena sudah tidak memiliki uang cash untuk membeli energi bensin dan gas atau membeli pangan.
"Sekali lagi mari lah kita berdoa bersama, zikir bersama memohon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar negara kita selalu dilimpahi energi dan pangan dan kita tidak kekurangan akan hal itu, dan kita berusaha berikhtiar bersama-sama agar kita justru melimpah dan bisa membantu negara-negara lain," kata Jokowi.
Baca juga: Senin Sore, Jokowi Hadiri Zikir Kebangsaan di Istana Merdeka
M JULNIS FIRMANSYAH