Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjalanan Sang Pencerah KH Ahmad Dahlan, Susah Payah Mendirikan Muhammadiyah

image-gnews
KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. wikipedia.org
KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. wikipedia.org
Iklan

Sekembalinya dari Mekah pada 1906, untuk mewujudkan misinya menyebarkan gerakan pembaharuan Islam, Ahmad Dahlan kemudian memilih menjadi pengajar di Kampung Kauman. Menurutnya, pendidikan merupakan tempat yang tepat untuk mengembangkan gagasannya itu. Selain sebagai pengajar, dia juga diangkat sebagai abdi dalem dengan jabatan khatib di Masjid Gede Kauman. Aktivitas Ahmad Dahlan dalam kegiatan kemasyarakatan yang beragam ini menjadikan dirinya mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat.

Selain itu, Ahmad Dahlan juga rutin bersilaturahmi dengan kalangan priyayi pengurus perkumpulan Boedi Oetomo. Melalui Joyosumarto, Kiai Haji Ahmad Dahlan kemudian berkenalan dengan ketua Boedi Oetomo Yogyakarta, Dokter Wahidin Soedirohoesodo. Pada 1909, Ahmad Dahlan resmi menjadi anggota Boedi Oetomo. Keterlibatannya dalam aktivitas perkumpulan menjadi bekal baginya memahami tata cara mengatur organisasi, yang dipraktikkannya saat mendirikan organisasi Muhammadiyah.

Menurut Adi Nugroho dalam bukunya, selain belajar berorganisasi, misi utama Ahmad Dahlan masuk perkumpulan Boedi Oetomo adalah agar dapat berdakwah di kalangan priayi. Setiap selesai kegiatan rapat, Ahmad Dahlan diberi kesempatan menyampaikan materi pengetahuan agama Islam. Selain itu, untuk mendapatkan informasi tentang pemikiran-pemikiran pembaharuan dari Timur Tengah, Ahmad Dahlan juga bergabung di organisasi Jami’at Khair pada 1910. Organisasi tersebut beranggotakan orang-orang arab yang bergerak dalam bidang pendidikan agama dan aktivitas sosial.

Aktivitas Ahmad Dahlan dalam organisasi-organisasi ini menjadikan aktivitas dakwahnya semakin luas serta mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Gagasan-gagasan pembaharuan Islamnya mulai mendapat dukungan dari rekan-rekannya. Ahmad Dahlan kemudian didesak untuk segera mendirikan perkumpulan sebagai wadah menyampaikan gagasan-gagasan pembaharuan tersebut. Akhirnya Ahmad Dahlan mendirikan perkumpulan Muhammadiyah pada 18 November 1912, bertepatan dengan 8 Dzulhijah 1330 Hijriyah.

Pada 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan surat permohonan kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda agar Muhammadiyah diakui sebagai organisasi berbadan hukum. Permohonan disetujui pada 22 Agustus 1914, namun izin tersebut hanya berlaku di Yogyakarta. Pemerintah kolonial Hindia Belanda khawatir dengan aktivitas Muhammadiyah, sehingga kegiatannya dibatasi. Menyikapi keputusan pemerintah, Ahmad Dahlan menganjurkan pengurus di luar Yogyakarta menggunakan nama lain. Misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Almunir di Makassar, Alhidayah di Garut, dan Sidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah di Solo.

Nur Khozin dan Isnudi dalam bukunya menyebutkan, selain mendapat kekangan dari pemerintah, Muhammadiyah juga mendapat tantangan dari pihak-pihak yang tak menginginkan keberadaan organisasi Islam ini. Masyarakat telah terbiasa dengan mencampur adukkan antara syariat agama Islam dengan budaya lokal. Sehingga gerakan pembaharuan Islam yang dibawa Ahmad Dahlan dinilai bertentangan. Tak jarang dirinya mendapatkan cacian, bahkan ancaman.

Menyikapi kondisi ini, KH Ahmad Dahlan rajin melakukan silaturahmi dan memberikan teladan hidup yang baik. Silaturahmi dijadikannya sebagai media untuk mendiskusikan gagasannya dengan ulama-ulama yang tidak sepaham, sehingga lambat laun tercapai kesepahaman. Secara sosial, Ahmad Dahlan bersama muridnya rutin memberikan santunan kepada fakir miskin dan anak yatim dengan benda-benda yang baik. Strategi tersebut berhasil mengurangi pandangan negatif pihak-pihak yang tak menghendaki lahirnya Muhammadiyah.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: KH Ahmad Dahlan Tegaskan Sejak Awal Muhammadiyah Bukan Organisasi Politik

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

5 jam lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

14 jam lalu

Tersangka mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta, Eko Darmanto saat mencoblos di TPS 901 di Rumah Tahanan Negara Klas I Salemba Cabang KPK, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. KPK berkerjasama dengan KPU Provinsi DKI  Jakarta memberikan fasilitas bagi 75 tahanan korupsi untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

KPK kembali menetapkan bekas pejabat Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai tersangka dalam perkara tindak pidana pencucian uang atau TPPU.


Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

18 jam lalu

Bus jurusan Yogyakarta - Pati terbakar di Ring Road Barat Sleman Yogyakarta pada Kamis (18/4). Dok. Istimewa
Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

Temuan sementara kepolisian, komponen yang pertama kali terbakar dari bus itu diduga di bagian mesin.


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

19 jam lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

22 jam lalu

Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

Yogyakarta adalah destinasi wisata yang memukau dan layak dikunjungi. Kekayaan budaya dan ragam kulinernya yang enak menjadi alasan terbaik untuk berlibur ke kota ini.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

1 hari lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.


64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.


Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan sedang berada di kamar hotel. Unsplash.com/Eunice Stahl
Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

Okupansi rata-rata hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini meleset dari target 90 persen, hanya berkisar 80-an persen.


Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

2 hari lalu

Kendaraan antre memasuki kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.