Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjalanan Sang Pencerah KH Ahmad Dahlan, Susah Payah Mendirikan Muhammadiyah

image-gnews
KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. wikipedia.org
KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. wikipedia.org
Iklan

Ahmad Dahlan dididik secara langsung oleh orang tuanya dalam lingkungan keluarga. Saat usianya baru menginjak 8 tahun, Ahmad Dahlan sudah mampu membaca Alquran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Ahmad Dahlan juga menuntut ilmu agama pada ulama lain, sehingga pengetahuannya terus bertambah dan makin luas. Setelah dinilai cukup menguasai pengetahuan agama, ayahnya kemudian meminta Ahmad Dahlan merantau ke Mekah. Selain untuk menunaikan ibadah haji, sekaligus memperdalam pengetahuan agama.

Berkat bantuan biaya dari Kiai Haji Soleh, kakak iparnya, Ahmad Dahlan berangkat ke Makkah pada 1883. Lima tahun di Makkah, dia mendalami berbagai ilmu agama seperti qiraat, tafsir, tauhid, fikih, tasawuf, ilmu falak, bahasa arab, dan ilmu lainnya. Mengutip buku Kyai Haji Ahmad Dahlan (2009) oleh Adi Nugroho, menjelang kepulangannya ke Tanah Air, Ahmad Dahlan menemui Imam Syai’I Sayid Bakri Syatha untuk mengubah nama. Nama Muhammad Darwis ditanggalkan dan diganti dengan Ahmad Dahlan dengan gelar Haji di depannya.

Setelah pulang kampung, Ahmad Dahlan dengan bekal ilmunya diminta sang ayah untuk mengajar anak-anak di Kampung Kauman. Kegiatan belajar mengajar itu dilakukan pada siang dan sore hari di langgar atau surau ayahnya. Sesekali dia menggantikan mengajar orang dewasa apabila ayahnya berhalangan. Aktivitas inilah yang kemudian menyebabkan Ahmad Dahlan dipanggil sebagai Kiai. Kiai merupakan sebutan untuk ulama atau seseorang yang ahli agama, terutama di lingkungan tanah Jawa.

Pada 1889, Ahmad Dahlan menikah dengan Siti Walidah yang pada saat itu berusia tujuh belas tahun. Siti Walidah, atau di kemudian hari dipanggil Nyai Haji Ahmad Dahlan, merupakan putri Kyai Fadhil Kamaludiningrat, penghulu di Kraton Yogyakarta. Bersama Siti Walidah, Ahmad Dahlan dikaruniai enam orang anak. Anak pertama, Johanah, lahir pada 1890. Anak kedua dan ketiga, Siradj Dahlan dan Siti Busjro masing-masing lahir pada 1889 dan 1903. Anak keempat, Siti Aisyah, lahir pada 1905. Anak kelima dan keenam, Irfan Dahlan lahir pada 1907, serta Siti Zuharah lahir pada 1908.

Selain dengan Siti Walidah, Ahmad Dahlan juga menikahi tiga wanita lain. Pernikahan tersebut dilakukan setelah mendirikan organisasi Muhammadiyah karena alasan agama dan dakwah. Istri kedua Ahmad Dahlan, R.A.Y Soetidjah Windyaningrum, dikenal juga dengan nama Nyai Abdulah. Pernikahan tersebut didasari oleh permintaan dari keraton. Sebagai abdi dalem keraton, Ahmad Dahlan tak dapat menolak. Selain itu, pernikahan ini juga menjadi tanda bahwa Sultan Yogyakarta merestui berdirinya organisasi Muhammadiyah. Namun pernikahan tersebut tidak berlangsung lama, keduanya berakhir cerai.

Pernikahan Ahmad Dahlan berikutnya dilakukan atas permintaan sahabatnya dari Krapyak, Yogyakarta, Kyai Munawar. Munawar meminta Ahmad Dahlan menikahi adiknya, Nyai Rum. Pernikahan ini bertujuan untuk memperkukuh hubungan antara organisasi Nahdlatul Ulama dan Muhamadiyah. Saat berdakwah di Cianjur, Ahmad Dahlan juga diminta untuk menikahi Nyai Aisyah. Dia adalah adik penghulu ajengan atau penghulu bangsawan. Penghulu ajengan menginginkan agar keturunan Ahmad Dahlan ada yang tinggal di Cianjur untuk meneruskan dakwahnya. Pernikahannya dengan Aisyah dikaruniai seorang putri bernama Siti Dandanah.

Pada 1903 Ahmad Dahlan kembali ke Makkah bersama anak pertamanya, Muhammad Siradj, yang masih berumur enam tahun. Dia menetap selama dua tahun di Makkah untuk memperdalam pengetahuan agama. Selama kurun waktu tersebut, Ahmad Dahlan mempelajari gerakan-gerakan pembaharuan Islam yang sedang dilakukan di banyak negara. Pengetahuan inilah yang menjadi dasar dirinya mendirikan organisasi Muhammadiyah ketika pulang ke tanah air. Ahmad Dahlan belajar dan mengkaji pemikiran tokoh-tokoh pembaharuan seperti Jamaluddin Al-Afghani, Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh, dan Muhammad Rasyid Ridha.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya: Bermula dari Kampung Kauman...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

2 jam lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

5 jam lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

11 jam lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

12 jam lalu

Pasangan calon presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.
Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

15 jam lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

1 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

1 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

1 hari lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.


Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

1 hari lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo (tengah) didampingi Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri) dan Arief Hidayat (kanan) memimpin jalannya sidang putusan perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak seluruh permohonan yang diajukan capres-cawapres nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, serta capres-cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, yang diajukan dalam sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Presiden 2024. ANTARA/M Risyal Hidayat
Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.


Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

1 hari lalu

Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.