TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator pengacara keluarga Brigadir J atau Brigadir Yosua menyebut ibu kandung polisi tersebut merasa senang setelah anaknya mendapat upacara pemakaman. Kamaruddin Simanjuntak mengatakan itu merupakan obat mujarab setelah jenazah anaknya tidak diberi upacara penghormatan.
“Karena itu adalah obat yang paling mujarab menyenangkan hati daripada ibu itu dan saya lihat tadi begitu senangnya dia sambil menangis sambil mengucapkan pekik merdeka! merdeka!” katanya saat dihubungi Rabu malam, 27 Juli 2022.
Dia menceritakan bagaimana proses upacara pemakaman secara kedinasan itu berlangsung. Sebelum dilaksanakan sempat ada perdebatan mengenai pelaksanaan itu dari siang menjelang sore.
Advokat itu sempat mengunggah ajakan menolak dengan alasan kekurangan persyaratan administrasi untuk upacara pemakaman. Pada unggahan itu juga disertai dengan sebuah foto Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang sedang menangis saat panggilan video dengan kekasihnya Vera Simanjuntak.
Menurutnya, foto tersebut merupakan tangkapan layar dari rekaman panggilan video yang dilakukan sekitar tanggal 29 Juni 2022. Saat itu Brigadir J sedang mengatakan dirinya berpamitan dan mempersilakan kekasihnya mencari laki-laki lain karena akan pergi selama-lamanya.
“Permintaan orang tuanya untuk dikuburkan anaknya secara kedinasan dari dulu ditolak selalu dikatakan kurang persyaratan administrasi. Lalu saya tadi betul-betul menekan harus diberikan upacara itu karena ibu ini sangat bangga mempersembahkan dua putra terbaiknya menjadi Polri,” tuturnya.
Selain Brigadir J, ada juga sang adik yang merupakan anak terakhir dari empat bersaudara. Menjelang pemakaman, Kamaruddin mengatakan sempat ada perundingan terlebih dulu.
Pada kesempatan kemarin, dia juga membagikan video rekaman langsungnya sebelum pemakaman. Dia mengklaim bahwa saat tayangan itu viral, juga telah disampaikan resmi kabar pemakaman secara kedinasan akan berlangsung.
Kamaruddin memastikan, pihak yang menyetujui untuk digelarnya upacara pemakaman adalah dari pihak Mabes Polri. Namun bagi pihak kliennya itu merupakan suatu momen kemenangan.
“Yang menyetujui tentu para petinggi-petinggi Mabes Polri,” tuturnya.
Dirinya melihat ibu dari Brigadir J memeluk peti mati yang sudah dilapisi bendera merah putih. Kamaruddin menyebut sebagai obat mujarab yang bisa mengobati sakit hati ibu Brigadir J sebelumnya.
Ketika pemakaman berlangsung, terlihat Brigadir J dibungkus peti mati warna putih dengan simbol salib. Suara tembakan sebagai penghormatan juga diberikan, lalu personel Polri terlihat membantu menurunkan peti ke dalam liang lahat.
“Itu lah obat yang paling mujarab sampai dengan saat ini yang bisa mengobati luka daripada hati ibu itu,” katanya.
Pada kesempatan itu, dia memuji kinerja dari Polres dan Polsek setempat, serta Polda Jambi yang dinilai sangat hebat. Terlebih lagi kepada Mabes Polri yang telah mengabulkan permintaan untuk autopsi ulang untuk menegakkan hukum.
“Jadi saya angkat topi buat mereka bertiga, Kapoldanya, Kapolresnya, maupun Kapolseknya,” ujar Kamaruddin.
Lantunan nyanyian disuarakan dari atas liang lahat yang berisi peti mati Brigadir J. Beberapa yang hadir di sana tampak raut wajah kesedihan atas kondisi yang sedang dalam duka.