TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan dukungannya terhadap fenomena remaja SCBD (Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok) di Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Menurut Jokowi, Citayam Fashion Week itu tersebut merupakan bagian dari kreativitas anak-anak.
"Asal tidak menabrak aturan. Itu kan kreatif, karya-karya seperti itu, kenapa harus, kreativitas seperti itu, kenapa harus dilarang? Asal tidak menabrak aturan, tidak melanggar aturan," ujar Jokowi di Istana Presiden Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 23 Juli 2022.
Jokowi meminta agar fenomena tersebut tidak perlu diramaikan. Menurut dia, asalkan kegiatan remaja SCBD positif, dirinya memberikan dukungan penuh. "Asalkan positif, saya kira nggak ada masalah. Jangan diramaikan lah, hal-hal yang positif itu diberikan dukungan dan didorong," kata Jokowi.
Dukuh Atas kini memunculkan fenomena Citayam Fashion Week dan generasi SCBD. Citayam Fashion Week adalah panggung yang diciptakan para remaja Citayam, Depok dan Bojonggede, Bogor yang kerap nongkrong di Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Istilah itu muncul karena para anak baru gede atau ABG yang nongkrong itu kerap memakai pakaian street data-style yang cukup modis, hingga viral di media sosial.
Saat Tempo datang ke Dukuh Atas pada Kamis, 14 Juli 2022 lalu, tampak puluhan remaja berkumpul dengan kelompoknya masing-masing di wilayah itu. Ada kesamaan di antara mereka, yaitu pakaian street data-style. Ada yang pakai hoodie gombrong, ikat kepala, topi, jaket jeans dengan bordiran besar, celana jeans yang dilipat sebelah, atau cukup dengan kacamata hitam di atas kening.
Tampilan street fashion mereka memang menarik perhatian. Bahkan beberapa fotografer baik profesional maupun amatir berlomba memotret gaya mereka. Mereka tak segan meminta remaja SCBD itu untuk bergaya, seperti menyeberangi zebra cross dengan latar belakang gedung tinggi, atau cukup memintanya berjalan di trotoar, dan bergaya ekspresif. Dan para remaja sebagai model juga tak malu untuk bergaya.
Selain beradu gaya, para remaja dari berbagai wilayah itu juga ada yang datang hanya untuk bermain dan bertemu teman-temannya. Mereka ada yang nongkrong di sekitar taman yang berada di belakang pintu masuk Stasiun MRT BNI Dukuh Atas. Ada juga yang duduk ngemper di pinggiran trotoar sambil menyantap gorengan dan minum es. Beberapa kreator juga tak ketinggalan membuat konten tentang fenomena itu.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.