TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Korem 172/Praja Wira Yakthi Brigadir Jenderal JO Sembiring menegaskan tidak ada korban dari tentara yang menyamar intel dalam penembakan yang diduga dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua.
"Tidak benar korban yang meninggal dan terluka dalam penyerangan yang dilakukan Sabtu (16/7), di Kampung Nonggoloit, Kabupaten Nduga, Papua adalah aparat keamanan, karena mereka hanya warga sipil," kata Sembiring, di Jayapura, Rabu 20 Juli 2022.
Ia menyebut 13 orang yang menjadi korban adalah warga sipil itu yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang, sopir truk, tukang bangunan, dan selama ini ikut berkontribusi dalam membangun Kabupaten Nduga. Dia membenarkan, ada tuduhan dari KKB yang menyatakan korban adalah aparat keamanan yang menyamar atau intel.
Padahal, menurutnya lagi, korban itu adalah pelaku-pelaku ekonomi yang hanya mencari sesuap nasi demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
Danrem 172 juga memberikan apresiasi kepada Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge yang langsung merespons kejadian ini, dengan mengunjungi para korban saat dievakuasi dari Kenyam ke Timika.
"Memang Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge langsung membesuk korban yang dirawat di RSUD Timika dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban," kata Sembiring.
Penyerangan dan penembakan di Nogoloid yang terjadi Sabtu 16 Juli 2022 yang mengakibatkan 10 orang meninggal dan dua orang mengalami luka-luka hingga dirawat di RSUD Timika. Delapan jenazah sudah diterbangkan untuk dimakamkan di kampung halamannya masing-masing di Sulawesi Selatan, NTT, dan Sumatera Utara. Satu jenazah dimakamkan di Timika, dan satu korban lainnya baru ditemukan Selasa 19 Juli 2022.