INFO NASIONAL – Keberadaan sentra pangan atau food estate di Sumba Tengah berhasil meningkatkan produksi pertanian dari tahun ke tahun. Demikian temuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR yang dipimpin oleh Anggota Komisi IV DPR, Edward Tannur, saat menggelar pertemuan dengan Sekretaris Daerah Sumba Tengah pada Selasa, 13 Juli 2022.
Sebelum ada program food estate, hasil produksi jagung 2,5 ton per hektare. Kini meningkat menjadi 6 ton per hektare sejak ada proram food estate. Demikian pula untuk produksi padi, sebelum ada food estate hanya sekitar 3 ton per hektare, sekarang mengalami kenaikan produksi menjadi 4,7 ton atau 5 ton per hektare.
Adapun, penempatan lumbung pangan atau food estate di Sumba Tengah karena 34 persen angka kemiskinan ada di wilayah tersebut, di mana tingkat kemiskinan di NTT mencapai 16 persen.
Anggota Komisi IV DPR, Edward Tannur, berharap keberadaan food estate dapat mencukupi kebutuhan masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mengurangi angka kemiskinan. "Jadi harus diingat food estate untuk mempersiapkan ketahanan pangan nasional juga untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Kemudian dapat menghilangkan busung lapar, jika makanan cukup pasti rakyatnya akan sehat, negara kuat," ujarnya di Desa Umbu Pabal Selatan, Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Sumba Tengah, NTT.
Komisi IV DPR juga sempat meninjau lokasi Mesin Pengering (Dryer) serta penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU). Fasilitas tersebut diharapkan berguna bagi petani untuk mengolah proses mulai dari gabah hingga menjadi beras dengan efektif dan efisien dalam sekali alur. Unit ini dikelola bersama oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan) bersama bernama 'Pro Oli Mila Parewa Tana'.
Namun tantangan terbesar di Sumba Tengah yakni kekurangan air. Dari penyampaian aspirasi, petani berharap Komisi IV DPR RI dapat membantu Sumba Tengah untuk mengatasi permasalahan kekurangan sumber daya air.
"Kekurangan yang mendasar itu sumber daya air jadi sementara aspirasi yang diserap pembangunan embung, tapi itu untuk mengatasi sementara. Kemudian yang permanen juga harus ada yaitu (membangun) bendungan, karena bendungan dapat menampung debit air yang cukup besar dan dari air hujan juga bisa ditampung. Kemungkinan kalau ada air bisa panen setahun 2 sampai 3 kali, sekarang sudah susah, susai air jadi kekeringan," ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan dapil NTT II tersebut. (*)