TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyebut partainya tidak memiliki hambatan atau kendala dalam membangun komunikasi dengan partai mana pun menuju Pilpres 2024, termasuk dengan PDIP.
"Selama ini, Partai Demokrat tak memiliki hambatan atau kendala apa pun untuk membangun silaturahmi dan komunikasi dengan partai politik lainnya, termasuk PDIP," kata Herzaky dalam keterangannya, Rabu, 13 Juli 2022.
Herzaky mencontohkan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat bersilaturahmi dengan Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang didampingi Ketua Fraksi PDIP, Utut Adianto, pada 6 Agustus 2020. Saat itu, kata Herzaky, keduanya membahas solusi untuk masyarakat yang terdampak ekonomi dan kesehatannya akibat pandemi.
Pada 2019 silam, kata dia, AHY juga bersilaturahmi ke kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar dalam momentum Lebaran.
Herzaky menyitir ucapan AHY yang berpandangan membangun bangsa tak bisa dilakukan sendirian. Dengan demikian, ujar dia, Partai Demokrat, terus menjalin silaturahmi dengan berbagai elemen bangsa termasuk partai politik.
"Kontestasi, kompetisi, persaingan dan pertarungan, tentunya tidak akan terlepaskan dalam kehidupan politik dan demokrasi, tetapi pada titik-titik tertentu bersama partai politik bisa hadirkan solusi yang terbaik bagi masyarakat," kata Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat ini.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul menyatakan partainya juga membuka pintu komunikasi dengan partai mana pun. Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang ditugaskan menjajaki peluang koalisi menuju Pilpres 2024, diminta membangun komunikasi dengan seluruh partai.
"Perintah Ibu (Megawati) kepada Mbak Puan di Rakernas, temui ketua-ketua partai, bersilaturahmi dengan ketua-ketua partai. Kalau ketua partai tentu ke semua berarti. Perintah ibu (Megawati) tidak ada perkecualian, ya sampean bisa baca sendiri," ujarnya, kemarin.
Atas dasar hal tersebut, ujar dia, Puan terbuka berkomunikasi dengan seluruh ketua umum partai. "Ibu tidak mengatakan ini nomor satu, ini nomor dua, tidak begitu. Bisa saja zig-zag ketemu. Misalnya mau sama-sama yang muda bagaimana kalau ketemu Mas AHY, bisa. Oh kira-kira ideologinya agak berjauhan misalnya mau ketemu Mas Syaikhu dulu, ya monggo," tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya menegaskan partainya tidak akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk Pilpres 2024, karena perbedaan ideologi dan basis pemilih. "Kalau dengan PKS, tidak," ujar Hasto di Sekolah Partai PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Kamis, 23 Juni 2022.
Selain dengan PKS, Hasto juga mengaku partainya sulit bekerjasama dengan Partai Demokrat. "Koalisi itu kan harus melihat emotional bonding pemilih PDIP, wong cilik tidak suka segala bentuk kamuflase politik, mereka ingin yang bicara dengan bahasa rakyat. Kalau saya pribadi, sebagai Sekjen, memang tidak mudah untuk bekerjasama dengan Partai Demokrat karena dalam berbagai dinamika politik menunjukkan itu," ujar Hasto.
PDIP hanya membuka peluang berkoalisi dengan Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Hasto menyebut lima partai tersebut memiliki kedekatan historis dan basis pemilih dengan partai banteng. Sementara saat ditanya peluang bekerjasama dengan Partai NasDem, Hasto menyebut partainya masih menimbang-nimbang.
DEWI NURITA
Baca: Arah Koalisi di Pilpres 2024, Demokrat: Paling Intens Komunikasi dengan NasDem dan PKS