TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan mengatakan, pihaknya belum menerima informasi resmi soal dugaan peretasan akun WhatsApp keluarga Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Polisi masih perlu mengecek informasi yang telah diberitakan itu.
“Tentu nanti kita akan cek kembali apakah benar informasi tersebut. Kalau memang ada peretasan, tentu bisa melaporkan kepada kepolisian terdekat,” ujarnya saat konferensi pers di Mabes Polri, Rabu, 13 Juli 2022.
Ramadhan mengatakan pihaknya tetap melayani laporan-laporan termasuk soal peretasan. Dia meyakini Polri tidak akan pilih kasih dalam memproses laporan dari masyarakat.
Selain itu, Ramadhan meminta tidak menjadikan kabar soal peretasan media sosial tersebut hanya sebuah isu. Termasuk juga dengan kabar yang beredar soal pengepungan polisi di sekitar rumah keluarga Brigadir J.
“Jangan menjadikan sebuah isu, tetapi kita akan melayani laporan-laporan. Siapapun laporan-laporan, tentu kita terima, tentu akan kita tindak lanjuti,” tuturnya.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa diduga anggota keluarga dari Brigadir J. mengalami serangan siber. Akun WhatsApp yang dimiliki sempat tidak bisa diakses. Kemudian muncul kabar bahwa rumah keluarga dikepung oleh polisi.
Sebelumnya, Jumat pekan lalu telah terjadi kontak tembak antara Brigadir J dengan Bharada RE. Adu tembak diduga karena istri Ferdy Sambo berteriak meminta tolong saat dilecehkan dan ditodong pistol oleh Brigadir J.
Bharada RE yang berada di dalam rumah langsung menghampiri asal suara teriakan minta tolong tersebut. Ketika kontak tembak, Brigadir J tewas setelah mendapat tujuh tembakan oleh Bharada RE.
Baca: Polri Sebut Irjen Ferdy Sambo Masih Berdinas Seperti Biasa