Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Warga Kudus Berkurban Kerbau Bukan Sapi?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Peternak menberi makan kerbaunya di pasar Bolu Rantepao, Toraja Utara, Sulsel, 29 Agustus 2017. Pasar Bolu atau pasar hewan merupakan pusat penjulan kerbau terbesar di Toraja. TEMPO/Sakti Karuru
Peternak menberi makan kerbaunya di pasar Bolu Rantepao, Toraja Utara, Sulsel, 29 Agustus 2017. Pasar Bolu atau pasar hewan merupakan pusat penjulan kerbau terbesar di Toraja. TEMPO/Sakti Karuru
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Umat Muslim di Indonesia biasa berkurban sapi atau kambing saat Idul Adha. Namun, warga Kudus, Jawa Tengah, memiliki tradisi berkurban dengan kerbau. Hal ini ternyata memiliki sejarah yang panjang.

Dikutip dari artikel ilmiah berjudul Konstruksi Sosial atas Warisan Budaya Sunan Kudus, tradisi berkurban dengan kerbau untuk Idul Adha dimulai oleh Sunan Kudus. Pada saat itu, masyarakat Kudus memiliki budaya Jawa bercorak Hindu yang kental. 

Budaya Hindu ini mempunyai kepercayaan dan mensakralkan sapi sebagai hewan yang suci. Sunan Kudus lantas menggunakan hal ini untuk menyebarkan agama Islam pada masyarakat Kudus.

Dilansir dari laman sosiologiagama.uin-suka.ac.id, sebelum menyebarkan ajaran agama Islam, Sunan Kudus menghimbau masyarakat setempat agar tidak menyembelih hewan sapi sebagai bentuk toleransi pada umat Hindu.

Ia juga menambatkan sapi di depan masjid untuk menarik simpati. Bahkan, konon ia tidak mengonsumsi daging sapi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini kemudian diikuti oleh para pengikut dan murid-murid Sunan Kudus. Akhirnya, terbentuklah tradisi tidak menyembelih sapi sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap masyarakat Hindu.

Hal ini lantas dipegang teguh oleh masyarakat Kudus. Mereka memilih menyembelih kerbau, alih-alih sapi, saat Idul Adha. Mereka meyakini bila orang Kudus melanggar hal ini akan mendapat balak atau petaka.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Alasan Soto Kudus Berbahan Daging Kerbau

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kapan Idul Fitri Pertama Kali Dilaksanakan? Begini Sejarahnya

6 hari lalu

Umat Muslim menghadiri salat Idul Fitri yang menandai akhir Ramadan, di kompleks Al-Aqsa, yang juga dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Tua Yerusalem, 10 April 2024. REUTERS/Ammar Awad
Kapan Idul Fitri Pertama Kali Dilaksanakan? Begini Sejarahnya

Imam Ibnu Katsir menjabarkan bahwa perayaan Idul Fitri pertama kali terjadi di masa Rasulullah SAW. Begini sejarahnya.


Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

19 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.


Asosiasi Importir Daging Kirim Permohonan Izin Impor Daging Kerbau

21 hari lalu

Petugas melakukan pengecekan saat membongkar daging kerbau beku impor di New Priok Container Terminal One (NPCT1) - Tanjung Priok, Jakarta, Rabu 12 April 2023. Sebanyak 18.000 ton daging kerbau tersebut didatangkan untuk memenuhi cadangan stok daging nasional guna mencukupi kebutuhan dalam negeri, terutama saat Ramadan dan menjelang Idulfitri yang permintaannya relatif cukup tinggi. Tempo/Tony Hartawan
Asosiasi Importir Daging Kirim Permohonan Izin Impor Daging Kerbau

Asosiasi Impor Daging Indonesia ajukan permohonan izin impor daging kerbau. Berjanji bisa menjual di bawah HET.


Polda Jawa Timur Kirim 50.789 Paket untuk Korban Banjir Demak dan Kudus

25 hari lalu

Polri memberangkatkan tim kemanusiaan untuk membantu memulihkan korban bencana banjir di Demak dan Kudus, Jawa Tengah, Jumat, 22 Maret 2024. TEMPO/Han Revanda Putra.
Polda Jawa Timur Kirim 50.789 Paket untuk Korban Banjir Demak dan Kudus

Polda Jawa Timur mengirim 50.789 paket bantuan peduli bencana banjir Demak dan Kudus Jawa Tengah. Paket itu berisi sejumlah kebutuhan bahan pokok.


Polri Berangkatkan Tim Kemanusiaan Bantu Korban Bencana Banjir Demak dan Kudus

27 hari lalu

Polri memberangkatkan tim kemanusiaan untuk membantu memulihkan korban bencana banjir di Demak dan Kudus, Jawa Tengah, Jumat, 22 Maret 2024. TEMPO/Han Revanda Putra.
Polri Berangkatkan Tim Kemanusiaan Bantu Korban Bencana Banjir Demak dan Kudus

Polri memberangkatkan tim kemanusiaan untuk mebantu memulihkan korban bencana banjir di Demak dan Kudus, Jawa Tengah.


BNPB Kebut Pengeringan Genangan Banjir Demak-Kudus Dalam Tiga Hari

29 hari lalu

Foto udara kondisi jalur utama pantura Demak-Kudus yang terendam banjir di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. Banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak itu karena curah hujan tinggi yang menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol sehingga mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir di 89 desa dari 11 kecamatan, 24.946 jiwa mengungsi, serta terputusnya jalur utama pantura Demak-Kudus. ANTARA FOTO/Aji Styawan
BNPB Kebut Pengeringan Genangan Banjir Demak-Kudus Dalam Tiga Hari

BNPB mengatakan, untuk mengeringkan genangan banjir Demak-Kudus, saat ini sudah dioperasikan puluhan pompa.


Tujuh Warga Meninggal Akibat Banjir di Kabupaten Kudus

30 hari lalu

Foto udara kondisi jalur utama pantura Demak-Kudus yang terendam banjir di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. Banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak itu karena curah hujan tinggi yang menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol sehingga mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir di 89 desa dari 11 kecamatan, 24.946 jiwa mengungsi, serta terputusnya jalur utama pantura Demak-Kudus. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Tujuh Warga Meninggal Akibat Banjir di Kabupaten Kudus

BPBD Kabupaten Kudus melaporkan tujuh warga meninggal dunia akibat banjir di Kudus, Jawa Tengah, sejak 14 Maret 2024.


Banjir Demak Dirumorkan Isyarat Kembalinya Selat Muria, Begini Kisah Selat yang Hilang Itu

31 hari lalu

Foto udara kondisi jalur utama pantura Demak-Kudus yang terendam banjir di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. Banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak itu karena curah hujan tinggi yang menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol sehingga mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir di 89 desa dari 11 kecamatan, 24.946 jiwa mengungsi, serta terputusnya jalur utama pantura Demak-Kudus. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Banjir Demak Dirumorkan Isyarat Kembalinya Selat Muria, Begini Kisah Selat yang Hilang Itu

Selain disebabkan tanggul yang jebol, Banjir Demak juga dikaitkan dengan kembalinya Selat Muria.


SPBU Tutup karena Banjir Pantura Demak-Kudus

32 hari lalu

Warga menyaksikan jalan Pantura yang terendam banjir di Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Minggu, 17 Maret 2024. Banjir yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Wulan pascahujan deras dari wilayah hulu itu merendam jalan nasional jalur Semarang-Surabaya, sementara arus lalu-lintas dialihkan ke jalur alternatif melalui Kabupaten Jepara dan Grobogan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
SPBU Tutup karena Banjir Pantura Demak-Kudus

SPBU di tepi Jalur Pantai Utara atau Pantura tersebut berhenti beroperasi karena terendam banjir cukup dalam.


Mengenal Tradisi Bantai Adat di Jambi untuk Menyambut Ramadan

40 hari lalu

Masyarakat di Kecamatan Tabir menggelar Festival Bantai Adat pada Jumat (8/3/2024). (ANTARA/HO-Diskominfo Merangin)
Mengenal Tradisi Bantai Adat di Jambi untuk Menyambut Ramadan

Dalam tradisi Bantai Adat tahun ini, sebanyak 84 kerbau disembelih untuk diperjualbelikan ke warga. Bakal jadi lauk selama Ramadan.