INFO NASIONAL - Ketua MPR sekaligus Dewan Pakar Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Bambang Soesatyo mendukung pelaksanaan Musyawarah Nasional XI KAHMI yang akan diselenggarakan di Palu, Sulawesi Tengah, 24-27 November 2022.
Munas bertajuk “Bangkit, Bersinergi Membangun Negeri Menuju Peradaban Baru” ini diharapkan dapat memperkuat konsolidasi organisasi dan mentransformasikan KAHMI menjadi kekuatan ekonomi bangsa.
Menurut Bamsoet, KAHMI harus menyiapkan kadernya menghadapi ekonomi digital dunia yang semakin berkembang pesat. Google dalam laporan East Ventures Digital Competitiveness Index 2021 memproyeksikan bahwa pada tahun 2025, kontribusi ekonomi digital pada perekonomian Indonesia akan mencapai 124 miliar dollar AS.
"Salah satunya sudah terlihat dari transaksi e-commerce Indonesia yang pada tahun 2021 lalu oleh Bank Indonesia tercatat telah mencapai Rp. 401 triliun. Terlihat juga dari nilai transaksi perdagangan aset kripto yang pada tahun 2021 lalu mencapai RP 859,4 triliun. KAHMI tidak boleh ketinggalan menghadapi fenomena ekonomi digital ini. KAHMI harus turut menjadi pemain utama, sehingga bisa memperkuat posisi Indonesia menjadi pusat ekonomi digital dunia, khususnya untuk wilayah Asia dan Asia Tenggara," tutur Wakil Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Dengan terlibat lebih jauh dalam ekonomi digital, KAHMI bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam mengembangkan ekosistem ekonomi digital Indonesia agar semakin tumbuh dan berkembang. Misalnya dengan turut memberikan pencerahan kepada konsumen agar semakin cerdas berinvestasi di ekonomi digital, serta memfasilitasi pendampingan dan upaya perlindungan hukum atas berbagai potensi persoalan yang mungkin dihadapi oleh para pelaku usaha dan konsumen ekonomi digital.
Baca Juga:
"Para kader KAHMI selain menguasai wawasan kebangsaan, juga harus mulai menguasai artificial intelligence, cloud computing, digital design, hingga blockchain. Sehingga bisa berkontribusi membangun ekosistem ekonomi digital Indonesia agar semakin kuat. Jangan sampai besarnya potensi ekonomi digital tersebut justru dinikmati asing," kata Bamsoet. (*)