TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan tren perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia yang berbeda dibandingkan negara lain. Kasus baru Covid-19 di Tanah Air kini terus meningkat di tengah subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, tapi trennya sudah melandai menjelang puncak penularan.
"Pelandaian mulai terjadi di Jakarta maupun di Indonesia," kata dia usai rapat terbatas PPKM di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 4 Juli 2022.
Budi Gunadi menyebut puncak kasus biasanya terjadi kalau dominasi satu varian sudah tinggi. Sebanyak 80 persen kasus di Indonesia sekarang didominasi oleh kedua subvarian tersebut, bahkan di DKI Jakarta sudah 100 persen. "Nah, pertanyaannya sekarang kenapa Indonesia bisa landai dengan jumlah kasus yang jauh lebih rendah?" kata dia.
Perkembangan kasus baru di Indonesia saat ini hanya 4 sampai 5 persen saja dari puncak kasus sebelumnya. Sedangkan di negara lain, kata dia, puncak kasus akibat varian ini sudah mencapai 30 persen dari puncak kasus sebelumnya.
"Hal yang bisa mejelaskan adalah karena memang Sero Survei terarakhir di bulan Maret menunjukkan antibodi kita masih tinggi," kata dia.
Akhir tahun lalu, pemerintah merilis hasil survei serologi Covid-19 di Indonesia pada November-Desember 2021. Survei ini bertujuan untuk mengetahui estimasi populasi masyarakat yang mempunyai antibodi SARS-Cov-2 alias virus yang menyebabkan infeksi pernapasan Covid-19, berdasarkan umur, jenis kelamin, dan wilayah.
Berdasarkan hasil survei, pemerintah memperkirakan 86,6 persen penduduk usia 1 tahun ke atas di Indonesia sudah mempunyai antibodi. Ini adalah angka antibodi rata-rata dari masyarakat yang sudah divaksin maupun yang belum divaksin.
"Jadi ini angka yang besar," kata epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia Iwan Ariawan dalam paparan rilis di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Jumat, 18 Desember 2022.
Setelah itu, Kementerian Kesehatan dan FKM Universitas Indonesia kembali melakukan survei serologi pada Maret 2022. Maret lalu. Hasil survei tersebut menunjukkan antibodi Covid-19 masyarakat Jawa-Bali meningkat menjadi 99,2 persen.
Dua Penyebab Antibodi Tinggi