TEMPO Interaktif, Jombang: Tangan kanan Ponari terus bekerja mencelupkan batu jimatnya ke wadah yang disodorkan pengunjung. Tangan kiri dukun cilik itu asyik memainkan pistol plastik yang diiringi suara dor... dor... dor... dari mulutnya.
Ketika ditanya kapan akan masuk sekolah kembali, Ponari dengan enteng menjawab, "Nggak, aku ngobati wong wae (Tidak, aku mengobati orang saja)," katanya. Ketika Tempo bertanya lagi apa tidak kangen dengan teman-teman di sekolah? Ponari menggelengkan kepala. "Areke nakal-nakal (teman sekolahnya nakal)," jawab Ponari sambil terus memainkan pistol mainannya.
Antrean pengunjung rumah Ponari masih seperti hari sebelumnya, membeludak. Dari pantauan Tempo, hari ini, Rabu (18/2), hampir 10 ribu orang antre. Menjelang sore baru 5.000 orang yang terlayani pengobatan Ponaari. Di tengah anteran yang masih mengular, praktek dukun cilik ini dinyatakan tutup.
Sejumlah orang mengambil tanah liat di sekitar rumah Ponari, yang dianggap mujarab untuk obat.
Sempat terjadi insiden kecil ketika seorang pengunjung dari Mojokerto kesal lantaran Ponari melayani aparat berseragam datang minta diobati, padahal praktek sudah tutup. Perang mulut terjadi antara pengunjung dan keluarga Ponari.
Hampir setiap hari ada saja warga yang kecele ketika datang ke Ponari di Desa Balongsari, Megaluh, Jombang ini. Mereka seolah tak mau tahu kondisi fisik bocah 10 tahun itu yang seharusnya masih sekolah dan bermain bersama anak seusinya.
Kepala Sekolah SD Negeri Balongsari 1, Miharso, tempat sekolah Ponari, telah mengirimkan surat kepada orang tua dukun cilik yang isinya meminta siswa kelas 3 ini kembali belajar. "Kami sudah mengirimi surat tiga hari lalu, tapi sampai hari ini belum masuk. Memang Ponari kadang ingin sekolah tapi kadang tidak," kata Miharso, Rabu (18/2).
Ponari sudah 21 tidak masuk sekolah. Miharso mengatakan, belum akan memberikan sanksi. Ia memahami keadaan muridnya itu sedang dibutuhkan ribuan orang. Untuk mengejar ketertinggalan belajarnya, Ponari menjalani les privat setiap hari. Miharso akan meminta Ponari mengikuti ujian di sekolah saat ulangan semester. "Kalau nilainya jelek, ya tidak naik kelas," kata Miharso.
YEKTHI HM