TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Gerindra berkoalisi dengan PKB dinilai sebagai strategi untuk meraih suara kalangan nahdliyin. Rencana koalisi ini semakin menguat setelah elite kedua partai kembali bertemu pada Kamis dan membahas kemungkinan memasangkan Prabowo Subianto dengan Muhaimin Iskandar.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin mengatakan dengan memasangkan Prabowo dengan Muhaimin, Gerindra berpeluang meraih 13,5 juta suara yang diraih PKB pada Pemilu 2019.
"Soal populer, tentu (Muhaimin) sangat populer, karena bagaimana pun PKB lahir dari NU, dan darah Cak Imin itu NU murni atau tulen," ujar Ujang saat dihubungi Tempo, Ahad, 3 Juli 2022.
Meski Muhaimin dipercaya bisa menarik suara dari NU, Ujang menyebut Prabowo perlu melakukan pendekatan dengan tokoh NU lainnya jika ingin maksimal meraup suara nahdliyin. Menurut Ujang, saat ini suara simpatisan NU tersebar ke banyak figur dan partai lainnya.
Salah satu tokoh NU yang memilki massa cukup banyak adalah Khofifah Indar Parawansa. Gubernur Jawa Timur itu saat ini juga menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU. "Khofifah dia Muslimat dari kalangan ibu-ibu. Jadi di NU kan ada segmen-segmennya," ujar Ujang.
Selain itu, tokoh NU yang juga memiliki massa pendukung cukup banyak adalah Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. Menurut Ujang, Ketua Umum PBNU itu sangat populer di kalangan NU struktural.
Ujang juga menjelaskan suara simpatisan NU saat ini juga berada di partai nasionalis, tak lagi hanya berada di partai berbasis agama saja. Sehingga, Prabowo harus mendekatkan diri dengan banyak tokoh dan partai jika ingin meraup suara dari NU.
"Jadi ini tergantung semua bisa ke Prabowo atau tidak. Kan pemilih kita itu ada yang militan, juga ada yang cair. Jadi saya melihat suara NU sejak dulu tersebar ke mana-mana," kata Ujang.
M JULNIS FIRMANSYAH
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.